Oleh : Al-Habib Muhammad Shulfi Bin Abu Nawar Alaydrus, S.Kom (Pimpinan Majlis Ta'lim Nurussa'adah, Joglo).
Adab dan tata cara ziarah kubur, sebagai berikut :
1. Meluruskan Niat.
Sebagaimana Al-Imam Qurthubi didalam Tafsir-nya menyatakan :
"Hendak-nya ketika berziarah, seseorang berniat untuk menggapai keridhaan Allah, memperbaiki hati yang rusak, atau memberikan manfaat kepada mayit dengan membacakan Al-Qur'an atau berdo'a dikuburan-nya." [Abu 'Abdillah Muhammad Bin Ahmad Al-Anshari Al-Qurthubi, Kitab Al-Jami'u Li Ahkamil Qur'an, Juz 20, Cetakan Darul Ihyait Turatsil 'Arabi, Hal.171].
2. Kehadiran Hati.
Untuk dapat memetik hikmah dari ziarah, yaitu memetik pelajaran yang dapat melunakkan hati yang kasar sehingga kekerasan hati seseorang dapat luluh dan menitiskan air mata sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Majah RA, bahwa Sayyidina Utsman Bin 'Affan menangis sehingga jenggot-nya basah jika berdiri didepan sebuah kubur.
3. Mempunyai Wudhu'.
Seseorang yang akan berziarah hendak-nya suci dari hadats kecil dan hadats besar serta najis. Karena ketika berziarah dianjurkan untuk berdo'a, dan do'a dalam keadaan suci akan mudah diijabah Allah SWT.
4. Mengucapkan Salam.
Ketika memasuki area pekuburan hendak-nya mengucapkan salam secara umum :
السَّلامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ القُبُورِ مِنَ المُسْلِمِينَ وَالمُؤمِنينَ أَنْتُمْ لَنَا سَلَفٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تُبَعٌ وَإِنَّا إنْ شَاءَ الله بِكُمْ لاحِقُونَ
Assalaamu'alaikum Yaa Ahlal Qubuuri Minal Muslimiina Wal Mu'miniina, Antum Lanaa Salafun Wa Nahnu Lakum Taba'un, Wa Innaa Insyaa Allahu Bikum Laa Hiquuna.
Artinya : "Kesejahteraan atas kalian, wahai penghuni kubur dari golongan yang beriman dan beragama Islam, dan kami Insyaa Allah juga akan menyusul kalian (yang) telah mendahului kami dan kami akan mengikuti kalian." [H.R.Muslim].
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ الْقُبُورِ يَغْفِرُ اللَّهُ لَنَا وَلَكُمْ أَنْتُمْ سَلَفُنَا وَنَحْنُ بِالْأَثَرِ
Assalamu'alaikum Yaa Ahlal Qubuuri, Yaghfirullaahu Lanaa Wa Lakum, Antum Salafunaa Wa Nahnu Bil Atsari.
Artinya: "Salam sejahtera bagi kalian wahai penghuni kubur, semoga Allah mengampuni kami dan kalian. Kalian adalah pendahulu kami dan kami akan menyusul." [H.R.Tirmidzi].
5. Tidak Menduduki Kuburan Dan Tidak Menginjak Kuburan.
Tidak menginjak, melangkahi, ataupun duduk diatas sebuah kubur. Sebagaimana Rasulullah SAW, bersabda :
لَأَنْ يَجْلِسَ أَحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ، فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ
Dari Abu Hurairah RA., Nabi Muhammad SAW, bersabda : 'Sesungguh-nya jika salah seorang diantara kalian duduk diatas bara api hingga membakar baju-nya dan menembus kulit-nya, itu lebih baik daripada duduk diatas sebuah kubur.' [H.R.Muslim, Abu Dawud, Nasai, dan Ibnu Majah].
لَأَنْ أمشِيَ على جَمْرَةٍ أو سيف أو أَخْصِفَ نعلي برجلي أحب إلي من أن أمشي على قبر
Rasulullah SAW, bersabda : 'Sesungguh-nya jika aku menginjak bara api atau pedang yang tajam atau menjahit alas kaki dengan kulit kaki ku, lebih kusukai daripada menginjak (melangkahi) sebuah kubur.' [H.R.Ibnu Majah].
6. Menghadap Wajah Mayyit.
Al-Imam Qurtubi didalam Tafsir-nya, beliau berkata :
"Seorang peziarah hendak-nya mendatangi kuburan yang dia kenal (yang dituju), dari arah wajah-nya (membelakangi kiblat) dan segera mengucapkan salam kepada-nya. Sebab, menziarahi makam seseorang adalah seperti bercakap-cakap dengan-nya semasa hidup. Jika masih hidup, kita akan berbicara dengan menghadapkan wajah ke arah-nya, maka setelah wafat hendak-nya kita melakukan hal yang sama dalam menziarahi-nya."
Sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda : 'Tidaklah seseorang melewati kuburan saudara-nya sesama muslim yang ia kenal (semasa hidup) didunia, kemudian ia ucapkan salam kepada-nya, melainkan Allah kembalikan ruh saudara-nya itu (ke jasad-nya) hingga ia dapat menjawab salam-nya." [H.R.Ibnu 'Abdul Bar. Hadits ini 'Hadits Sahih' yang tercantum didalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir, Juz 3, Cetakan Daarul Ihyaail Kutubil 'Arabiyyah, Hal.438].
7. Duduk Berdekatan Dengan Kuburan.
Selanjut-nya disunnnahkan duduk berdekatan dengan kuburan yang diziarahi agar ia merasa senang. Sebagaimana dinyatakan oleh Ummul Mukminin 'Aisyah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda : 'Tidaklah seseorang berziarah ke kuburan saudara-nya dan duduk didekat kuburan-nya, melainkan saudara-nya tersebut merasa senang dengan kehadiran-nya.' [H.R.Ibnu Abid Dunya].
8. Membaca Al-Qur'an Atau Surat Yaasiin, Tahlil, Serta Berdoa'a.
Ketika Ummul Mukminin mengikuti Rasulullah SAW berziarah ke Baqi' dan menanyakan mengapa Beliau keluar menuju Baqi' diakhir malam, Rasulullah SAW menjawab : 'Jibril memerintahkan aku untuk mendatangi pemakaman Baqi' dan memohonkan ampun bagi mereka.' [H.R.Annasa'i].
Dari Anas sesungguh-nya dia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda : "Siapa orang yang ketika memasuki area pekuburan, maka ia membaca Surat Yaasiin (dan menghadiahkan pahala-nya untuk orang-orang mati) pada saat itu juga Allah SWT meringankan (siksa) mereka, dan bagi orang (yang) membaca mendapat pahala sebanyak kebaikan yang dihadiahkan-nya kepada orang-orang yang mati. Maka bacakanlah Surat Yaasiin untuk orang-orang yang telah mati diantara kamu." [H.R.Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan Hakim dari Ma'qal Bin Yasar, Hadits Hasan].
Juga hendak-nya membaca surat-surat berikut ini :
• Surat Al-Qadar sebanyak 7x.
• Surat Al-Fatihah sebanyak 3x.
• Surat Al-Falaq sebanyak 3x.
• Surat Annas sebanyak 3x.
• Surat Al-Ikhlas sebanyak 3x.
• Ayat Kursi sebanyak 3x.
Dalam suatu hadits disebutkan : “Siapa orang yang membaca surat Al-Qadar (7 kali) dikuburan seorang mukmin, Allah mengutus malaikat pada-nya untuk beribadah didekat kuburan-nya, dan mencatat bagi si mayyit pahala dari ibadah yang dilakukan oleh malaikat itu sehingga Allah memasukkan ia ke dalam surga. Dan dalam membaca surat Al-Qadar disertai Surat Al-Falaq, Annas, Al-Ikhlash, dan Ayat Kursi, masing-masing (3 kali).”
• Membaca do'a ini sebanyak 3 kali.
أللهم بحق محمد وال محمد لا تعذب هذا الميت
Allahumma Bihaqqi Muhammadin Wa Aali Muhammadin Laa Tu'adz-dzib Hadzal Mayyiti.
Artinya : 'Yaa Allah dengan haq Muhammad dan keluarga Muhammad janganlah azab penghuni kubur (mayyit) ini.'
Rasulullah SAW bersabda : 'Tidak ada seorang pun yang membaca do'a tersebut tiga kali dikuburan seorang mayyit atau saat melihat iring-iringan jenazah lewat, kecuali Allah SWT menjauhkan dari-nya azab (diberhentikan adzab-nya) kubur.'
• Lalu letakkan tangan dikuburan-nya sambil membaca do'a :
اَللَّهُمَّ ارْحَمْ غُرْبَتَهُ، وَصِلْ وَحْدَتَهُ، وَاَنِسْ وَحْشَتَهُ، وَاَمِنْ رَوْعَتَهُ، وَاَسْكِنْ اِلَيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ يَسْـتَغْنِي بِهَا عَنْ رَحْمَةٍ مِنْ سِوَاكَ، وَاَلْحِقْهُ بِمَنْ كَانَ يَتَوَلاَّهُ
Allahummarham Ghurbatahu, Wa Shil Wahdatahu, Wa Anis Wahsyatahu, Wa Amin Rau'atahu, Wa Askin Ilaihi Min Rahmatika, Yastaghnii Bihaa 'An Rahmatin Min Siwaaka, Wa Alhiqhu Biman Kaana Yatawallaahu.
Artinya : "Yaa Allah, kasihi keterasingan-nya, sambungkan kesendirian-nya, hiburlah kesepian-nya, tenteramkan kekhawatiran-nya, tenangkan ia dengan rahmat Mu yang dengan-nya ia tidak membutuhkan kasih sayang dari selain Mu, dan susulkan ia kepada orang yang ia cintai."
Ibnu Thawus mengatakan :
"Jika kamu hendak berziarah ke kuburan orang-orang mukmin, maka hendak-nya pada hari Kamis, jika tidak, maka waktu tertentu yang kamu kehendaki, menghadap ke kiblat sambil meletakkan tangan pada kuburan-nya dan membaca do'a tersebut."
Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.