Jumat, 13 Agustus 2021

"Hukum Berdiri Menyambut Kedatangan Orang Lain."

Oleh : Al-Habib Muhammad Shulfi Bin Abu Nawar Alaydrus, S.Kom (Pimpinan Majlis Ta'lim Nurussa'adah, Joglo).

(فصل : ويتسحب القيام للإمام العادل والوالدين وأهل الدين والورع وكرام الناس)

وأصل ذلك ما روي أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أرسل إلى سعد رضي الله عنه في شأن أهل قريظة، فجاء على حمار أقمر، فقال رسول الله - صلى اللهعليه وسلم - : « قوموا إلى سيدكم ».

وقد روت عائشة رضي الله عنها أنها قالت : كان رسول الله - صلى الله عليه وسلم - إذا دخل على فاطمة رضي الله تعالى عنها قامت إليه فأخذت بيده وقبلته وأجلسته في مجلسها، وإذا دخلت على النبي - صلى الله عليه وسلم - قام إليها وأخذ بيدها وقبلها وأجلسها في موضعه.
وقد روي عنه - صلى الله عليه وسلم - أنه قال : « إذا جاءكم كريم قوم فأكرموه ».

ولأن ذك يغرس المحبة والود في القلوب فاستحب لأهل الخير والصلاح كالمهاداة لهم، ويكره لأهل المعاصي والفجور.

Artinya : "Dianjurkan berdiri untuk menyambut kedatangan pemimpin yang adil, kedua orang tua, 'ulama, dan orang yang memiliki kemuliaan akhlak. Ini didasarkan pada satu riwayat yang menyatakan bahwa Nabi menyuruh Bani Quraizhah untuk menyambut kedatangan Sa'ad dengan berkata, 'Berdirilah kalian untuk menyambut pemimpin kalian !'

Aisyah berkata, 'Setiap kali Nabi mendatangi Fathimah, Fathimah langsung berdiri untuk menyambut-nya, lalu meraih tangan-nya dan mencium-nya, kemudian mempersilakan-nya duduk. Beliau Juga melakukan hal yang sama kepada Fathimah.' Dalam hadits lain Nabi bersabda, 'Jika datang kepada kalian seorang yang mulia dari satu kaum, maka muliakanlah ia !'

Tujuan semua ini adalah untuk menumbuhkan rasa cinta dan sayang dalam hati. Tindakan ini dianjurkan untuk dilakukan kepada orang-orang baik dan shaleh, bukan kepada para pelaku maksiat dan kejahatan, sebab itu dimakruhkan."

[Kitab Al-Gunyah Lithaalibii Thariiqil Haqq, Karangan Sulthanul 'Auliyaa Asy-Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani, Bab Adab-Adab, Juz I, Hal.40, Penerbit Darul Kutub Al-Ilmiyyah].

Adapun sanad yang muttashil (bersambung) kepada Sukthanul 'Auliyaa Asy-Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani, sebagai berikut :

الفقير غزالي حسن سيراغر المنديلي عن الحبيب محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس عن الحاج رزقي ذو القرنين اصمت البتاوي عن العلامة المسند السيد ماجد بن حامد الشيحاوي الأعرجي الحسيني عن شيخه العلامة محمد صالح بن عثمان جلال الدين ملايوي عن العلامة المحدث حسن محمد المشاط عن شيخه العلامة عبد الله بن محمد غازي الهندي المكي عن شيخه العلامة الحبيب حسين بن السيد محمد بن حسين بن عبد الله الحبشي العلوي عن والده عن شيخه السيد طاهر بن الحسين بن طاهر عن السيد الامام عبد الرحمن بن علوي عن السيد عبد الرحمن بن عبد الله بلفقيه عن والده عن العلامة احمد القشاشي عن الامام الشناوي عن الامام عبد الرحمن بن عبد القادر بن عبد العزيز بن فهد العلوي عن عمه جار الله بن عبد العزيز عن الحافظ جلال الدين السيوطي عن الامام جلال الدين الملقن عن شيخه ابي اسحاق التنوخي عن ابي العباس الحجار عن الامام احمد بن يعقوب المارستاني عن سلطان الاولياء الامام القطب سيدي عبد القادر الجيلاني رضي الله عنه 

***

Saya mendapatkan Ijazah-nya dari Gurunda Al-Habib Muhammad Shulfi Bin Abu Nawar Alaydrus, S.Kom (Pimpinan Majlis Ta'lim Nurussa'adah, Joglo), melalui pesan WhatsApp Messenger, pada 13 Agustus 2021, pukul 07:36 - 10:12 WIB.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Sabtu, 03 Juli 2021

"Shalawat Ibnu Abbas."

Oleh : Al-Habib Muhammad Shulfi Bin Abu Nawar Alaydrus, S.Kom (Pimpinan Majlis Ta'lim Nurussa'adah, Joglo).

Berikut adalah redaksi Shalawat dari Sayyidinaa Abdullah Bin Abbas RA :

اَللَّهُمَّ يَادَائِمَ الفَضْلِ عَلَى الْبَرِيَّةِ يَا بَاسِطَ الْيَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ يَا صَاحِبَا الْمَوَاهِبِ الْسَّنِيَّةِ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْوَرَى سَجِيَّةً وَغْفِرْلَنَا يَاذَا الْعُلَى فِى هَذِهِ الْعَشِيَّة

Artinya : "Yaa Allah, Wahai Dzat yang abadi anugerah-nya kepada manusia. Wahai Dzat yang membuka lebar tagan-nya dengan pemberian, Wahai Dzat yang mempunyai pemberian-pemberian yang luhur, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yaitu sebaik-baiknya manusia didalam perangai-nya. Ampunilah kepada ku, Wahai Dzat yang mempunyai keluhuran pada malam ini."

Fadhilah-nya ialah :

Berkata Ibnu Abbas RA, 'Siapa orang yang membaca shalawat ini sepuluh kali pada malam Jumu'at atau siang-nya dihari Jumu'at, maka Allah akan menetapkan kepada-nya sejuta kebaikan, melebur sejuta dosa dari pada-nya, dan mengangkat kepada-nya sejuta derajat.'

***

Saya (M. Ghozali Siregar) mendapatkan ijazah shalawat ini dari salah satu Guru saya, yakni Al-Habib Muhammad Shulfi Bin Abu Nawar Alaydrus, S.Kom (Pimpinan Majlis Ta'lim Nurussa'adah, Joglo).

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Selasa, 29 Juni 2021

"Shalawat Busyraa."

Oleh : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Shalawat Busyraa ialah Shalawat yang diimpikan oleh salah satu putra dari Al-Ustadz Al-Habib Hasan Bin Ahmad Baharun (Bangil), ditahun 2016 M, dan lebih tepat-nya lagi ialah dimalam ke-10 bulan Muharram, yang bertepatan dengan Malam Satu Syura'.

Pada saat itu beliau bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW, didalam mimpi-nya tersebut, beliau diajarkan Shalawat oleh Rasulullah SAW. Dan Subhanallah, sebangun dari tidur-nya itu, beliau sudah langsung hafal Shalawat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW didalam mimpi-nya tadi.

Dan Rasulullah SAW bersabda kepada-nya didalam mimpi-nya itu, 'Bahwa siapa orang yang membaca Shalawat ini sebanyak 41 kali sehabis shalat Shubuh, maka khasiat-nya sama seperti membaca Surat Yaasiin 41 kali, yakni dalam mengkabulkan segala hajat, memudahkan segala urusan, menggapai segala harapan, melapangkan segala kesulitan, dan menghindarkan diri dari hal-hal yang ditakutkan serta dikhawatirkan.'

Redaksi Shalawat Busyraa ialah sebagai berikut :

اللهم صل و سلم على سيدنا محمد صاحب البشرى صلاة تبشرنا بها و أهلنا و أولادنا و جميع مشايخنا و معلمينا و طلبتنا و طالباتنا من يومنا هذا إلى يوم الأخرة

Adapun sanad yang mutthasil (bersambung) ialah sebagai berikut :

الفقير غزالي حسن سيراغر المنديلي عن الحبيب د.سقاف  بن حسن بن احمد بهارون عن النبي صل الله عليه و سلم

***

Saya (M.Ghozali Siregar) mendapatkan ijazah untuk mengamalkan-nya dan untuk mengijazahkan-nya lagi kepada yang lain-nya, langsung oleh Al-Habib Dr.Segaf Bin Hasan Bin Ahmad Baharun, M.HI., melalui pesan WhatsApp, pada hari selasa, 29 Juni 2021, pukul 15:08 - 18:36 WIB.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Senin, 28 Juni 2021

"Hukum Oral Seks (Mengulum Dan Menjilat), Khusus 18+."

Oleh : Al-Ustadz Tsabit Abi Fadhil.

Oral seks boleh enggak?

'Oral Seks' atau mengulum atau juga me-'nyepong' itu boleh dengan catatan tidak menelan 'Madzi'. Madzi sendiri adalah cairan bening yang lengket ketika syahwat memuncak. Madzi adalah cairan yang ketika keluar tanpa disertai dengan ada-nya rasa nikmat.

Adapun menelan 'Air Mani', air kehidupan itu ada dua pendapat 'ulama, yang masyhur dan yang benar adalah pendapat yang tidak memperbolehkan menelan air mani.

Namun jikalau dikeluarkan diwajah atau dimulut lawan main-nya saja tanpa ditelan maka hukum-nya boleh-boleh saja, karna air mani bukanlah najis, meskipun sebagian orang tentu merasa 'Jijik'.

Adapun menurut Asy-Syaikh Abi Zaid Al-Marwazi, hukum-nya adalah boleh karena air mani bukanlah hal yang najis.

Didalam Kitab Majmu' Syarah Muhadzdzab disebutkan :

(فرع) هل يحل اكل المنى الطاهر فيه وجهان الصحيح المشهور أنه لا يحل لانه مستخبث قال الله تعالي (ويحرم عليهم الخبائث) والثانى يجوز وهو قول الشيخ أبي زيد المروزى لانه طاهر لا ضرر فيه

Artinya : "Bolehkah menelan air mani yang suci ? Ada dua pendapat, dan yang benar dan masyhur bahwasa-nya itu tidak halal karena menjijikkan, seperti Firman Allah SWT : 'Dan mengharamkan bagi mereka segala sesuatu yang buruk.' Sedang menurut Asy-Syaikh Abi Zaid Al-Marwazi menghukumi boleh karena air mani adalah barang suci dan tidak ada bahaya didalam-nya."

Adapun rasa air mani sendiri kata-nya bervariasi, tergantung makanan yang dikonsumsi.

Selain air mani dan air madzi, ada lagi yakni 'Air Wadi'. Air Wadi itu adalah cairan kental seperti mani tapi keluar-nya biasanya sehabis buang air kecil atau karna kelelahan yang berat, dan keluar-nya pun tak disertai dengan rasa kenikmatan, serta status hukum-nya adalah najis seperti hal-nya madzi.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

"Hukum Gaya 69 (18+)."

Oleh : Al-Ustadz Tsabit Abi Fadhil. 

Mengenai persoalan 'Seks', kita membahas-nya sebagai seks edukasi (pembelajaran). Gaya 69 adalah gaya Simbiosis Mutualisme dalam mengulum (me-'nyepong'). Suami mengulum (menjilat) kemaluan istri, dan istri mengulum (me-'nyepong') kenaluan suami.

Bagaimana hukum-nya ? Apakah diperbolehkan ?

Bahwasa-nya Jima' itu memiliki batasan, yakni jima' itu boleh dengan gaya atau posisi apa saja selain anal (memasukkan kemaluan lelaki ke lubang pantat perempuan), tidak menyakiti pasangan, dan tidak dalam keadaan sedang haidh atau nifas.

Maka konsekuensi-nya adalah boleh saja jima' dengan gaya 69 ini dipakai, tetapi dengan catatan tidak menelan 'Madzi'.

Adapun aroma kemaluan perempuan memiliki variasi aroma, seperti hal-nya aroma air mani, ada kala-nya asin, apek, dan sebagai-nya. Itu semua tergantung bagaimana perawatan-nya.

Maka sebelum melakukan aktifitas 'Gaya 69' seperti ini ada baik-nya mencuci alat kelamin masing-masing terlebih dahulu, baik-nya gunakan daun sirih.

Mari kita lihat fatwa 'ulama yang berkenaan dengan hal ini :

• Asy-Syaikh Zainuddin Al-Malaibari :

 ( تتمة ) يجوز للزوج كل تمتع منها بما سوى حلقة دبرها ولو بمص بظرها

Artinya : "Boleh bagi suami menikmati semua jenis aktivitas seks dari istri-nya selain pada lingkaran dubur-nya, meskipun dilakukan dengan menghisap klitoris-nya." [Kitab Fathul Mu'in, Juz 3, Hal.340].

• Asy-Syaikh Al-Bahuthi :

قال القاضي يجوز تقبيل فرج المرأة قبل الجماع

Artinya : "Qadhi Ibnu Muflih berkata : 'Boleh mencium kemaluan isteri sebelum bersetubuh.'" [Kitab Kasysyaful Qana', Juz 5, Hal.17].

• Asy-Syaikh Al-Haththab :

وقد روي عن مالك أنه قال لا بأس أن ينظر إلى الفرج في حال الجماع وزاد في رواية ويلحسه بلسانه

Artinya : "Disebutkan riwayat dari Al-Imam Malik, bahwasa-nya beliau berkata : 'Tidak apa-apa melihat kemaluan saat bersetubuh.' Ditambahkan dalam riwayat lain : 'Serta menjilat kemaluan tersebut dengan lidah-nya.'" [Kitab Mawahibul Jalil, Juz 5, Hal.23].

• Al-Imam Al-Qurthubi :

وقد قال أصبغ من علمائنا : يجوز له أن يلحسه بلسانه

Artinya : "'Ashbagh' salah satu 'ulama (Malikiyah) kami berkata : 'Boleh bagi-nya (seorang suami) menjilat-nya (kemaluan si istri-nya) dengan lidah-nya.'" [Kitab Tafsir Al-Qurthubi, Juz 12, Hal.232].

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

"Kalimat Tahlil Al-Imam Assayyid Ahmad Bin Idris Al-Hasani (Thariqat Al-Idrisiyyah)."

Oleh : Al-Habib Muhammad Shulfi Bin Abu Nawar Alaydrus, S.Kom (Pimpinan Majlis Ta'lim Nurussa'adah, Joglo).

Kalimat Tahlil Al-Imam Assayyid Ahmad Bin Idris Al-Hasani (Thariqat Al-Idrisiyyah).

لا اِلَهَ اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَ مَا وَسِعَهُ عِلْمُ اللهِ

"Laa Ilaaha Illallaah Muhammadurrasuulullaa, Fii Kulli Lamhatin Wa Nafasin 'Adada Maa Wasi'ahu 'Ilmullaah."

Artinya : "Bahawasa-nya tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad itu adalah pesuruh (utusan) Allah, pada setiap kerlipan mata dan nafas sebanyak bilangan ilmu Allah."

Al-Imam Assayyid Ahmad Bin Idris Al-Hasani (Thariqat Al-Idrisiyyah) pernah bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW, Rasulullah SAW telah berkata kepada-nya (didalam mimpi beliau tentang dzikir ini) : 'Aku telah menyimpan-nya (tahlil khusus di diatas) untuk mu, wahai Ahmad !! Tidak aku berikan walau seorang pun sebelum kamu, ajarkanlah ini kepada sahabat-sahabat mu supaya dengan-nya mereka dapat menandingi amalan orang-orang sebelum kamu.'

Silakan diamalkan amalan ini, dibaca setiap selesai shalat lima waktu sebanyak 3 kali (ada yang membaca 4 kali) atau lebih, wirid atau dzikir ini ada didalam Kitab Khulashah Madad Annabawi, karangan Guru Mulia Al-Habib Umar Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz Ibn Asy-Syaikh Abu Bakar Bin Salim.

Adapun sanad muttashil (yang bersambung) kepada Al-Imam Ahmad Bin Idris Al-Hasani RA, sebagai berikut :

الفقير غزالي حسن سيراغر المنديلي عن الحبيب محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس عن الحاج رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن العلامة المحدث مسند العصر السيد عبد الرحمن الكتاني الادريسي الحسني عن والده الحافظ السيد محمد عبد الحي الكتاني عن الشيخ ابي اليسر فالح المهنوي والشيخ القاضي احمد بن الطالب بن سودة والشيخ المعمر عبد الهادي ابن العربي العواد ثلاثتهم عن العارف بالله الشيخ محمد بن علي السنوسي الخطابي عن مؤسس الطريقة الادريسية الامام العارف بالله السيد احمد بن ادريس المغربي الحسني رضي الله عنه

***

Saya (M.Ghozali Siregar) mendapatkan ijazah amalan tersebut dari Gurunda Al-Habib Muhammad Shulfi Bin Abu Nawar Alaydrus, S.Kom (Pimpinan Majlis Ta'lim Nurussa'adah, Joglo).

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Rabu, 16 Juni 2021

"Do'a Setelah Membaca Shalawat Fatih."

Oleh : Baginda K.H.Rizqi Dzulqarnain Ashmat Albatawi, MA (Mu'assis Yayasan Al-Mu'afah, Jln.Tipar Cakung).

Diantara salah satu redaksi Shalawat yang menjadi 'Sababan Lahiqan' (sebab yang menyegerakan) terkabul-nya segala hajat adalah Shalawat Fatih. Boleh jadi Shalawat Fatih dinamai oleh para ahli ma'rifat dengan 'Yaqutatul Faridah' (Permata Yaqut yang tidak tertandingi). Disebutkan dalam sebuah nazham :

وفضل فريدة على كل صيغة # كفضل سرى القطا على دب نملة

Artinya : "Keutamaan Shalawat Fatih dibandingkan redaksi shalawat lain-nya tak ubah-nya bagaikan terbang-nya Burung 'Qatha' yang lebih mendahului rayapan semut."

Qasidah do'a dibawah ini menjadi bacaan rutin setelah membaca Shalawat Fatih secara berjama'ah di Majelis Al-Mu'afah. Qasidah ini berisi do'a-do'a dan Tawassul kepada Rasulullah SAW dan Asy-Syaikh Ahmad Attijani yang merupakan Raja Para Wali. Qasidah ini dinisbatkan kepada Asy-Syaikh Muhammad Fathan Bin Abdul Wahid Annazhifi (wafat tahun 1366 H) seorang 'ulama besar dalam Thariqah Tijaniyah.

Berikut teks Qasidah Do'a Setelah Membaca Shalawat Fatih :

"رَبِّ بِأَسْرَارِ صَلَاةِ الْفَاتِحِ # وَ بِالنَّبِيِّ وَ التِّجَانِي الصَّالِحِ

فَامْنُنْ بِغُفْرَانٍ وَ بِا
لرِّضْوَانِ # وَ نَظْرَةٍ مِنْ سَيِّدِ الْأَكْوَانِي

وَارْزُقْنَا طُوْلَ عُمْرٍ بِالْمَدِيْدِ # وَ زِدْنَا طَاعَةً وَ عَيْشَ الرَّاغِدِ

وَ هَبْ لَنَا بِذُرِّيَّاتٍ طَيِّبَةْ # وَ ادْفَعْ عَنَّا كُلَّ الْأَذَى وَ الْمُصِيْبَةْ

وَ اشْفِنَا وَ الْمَرْضَى شِفَاءً عَاجِلًا # عَلَيْنَا وَ اِيَّاهُمْ لُطْفًا شَامِلًا

يَا رَبِّ بِالْفَاتِحِ فَافْتَحْ لِي بِهَا # بِالْخَاتِمِ اخْتِمْ لِي بِسِرِّ سِرِّهَا

بِالنَّاصِرِ انْصُرْنِي عَلَى كُلِّ الْعِدَا # بِالْهَادِي فَاهْدِنِي لِأَقْوَمِ الْهُدَى

آمِيْنَ، آمِيْنَ اسْتَجِبْ دُعَائِي # بِخَيْرِ أَهْلِ الْاَرْضِ وَ السَّمَاءِ

مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى الْأَوَّاهِ # عَلَيْهِ وَ الْأَلِ صَلَاةُ اللهِ

وَ بِأَبِي الْفَيْضِ التِّجَانِي اَحْمَدَا # عَلَيْهِ سٌحْبُ الرَّحَمَاتِ أَبَدًا."


Artinya :

"Yaa Allah dengan aneka rahasia 'Shalawat Alfatih' # Dan dengan pangkat Nabi Muhammad dan pangkat Assayyid Ahmad Attijani yang shalih.

Berikanlah kami karunia berupa ampunan dan keridha-an Mu # Serta kesempatan memandang Nabi Muhammad pemimpin alam semesta.

Panjangkanlah umur kami # Tambahkanlah perbuatan taat dan berikan kami kehidupan yang nyaman (penuh kenikmatan).

Anugerahkanlah kami keturunan yang baik # Dan hindarkanlah kami dari segala hal yang menyusahkan dan musibah.

Sembuhkanlah penyakit kami dan penyakit orang yang sakit diantara kami dengan kesembuhan yang segera # Semoga kami dan mereka juga mendapat kelembutan Mu yang menyeluruh.

Yaa Allah dengan pangkat Alfatih maka bukakanlah kepada ku rahasia-nya # Dengan pangkat Al-Khatim (yang menjadi penutup) yakni Nabi Muhammad, akhirilah hidup ku dengan kebaikan sebab mendapat keberkahan rahasia-rahasianya.

Dengan kemuliaan Annashir (yang menolong) yakni Nabi Muhammad, berikanlah aku pertolongan Mu atas segala kejahatan musuh-musuh # Dengan kemuliaan Al-Hadi (yang menunjuki) yakni Nabi Muhammad, berikanlah aku petunjuk kepada kaum yang mendapatkan petunjuk.

Terimalah, terimalah dan kabulkanlah do'a-do'a ku # Dengan pangkat sebaik-baik makhluk yang menghuni langit dan bumi.

Yaitu Nabi Muhammad yang terpilih dan yang selalu memohon kepada Allah # Semoga shalawat Allah selalu tercurah kepada beliau dan keluarga-nya.

Dan dengan pangkat Assayyid Ahmad Attijani yang mendapat julukan sebagai 'Bapak Yang Mendapatkan Limpahan Karunia Dari Allah' # Semoga beliau mendapat curahan kasih sayang Allah selama-nya."

[Kitab Faatihul Asraari Wa Mufarrijul Humuumi Wal Aghyaar Fii Fadhaa'ilish-Shalawaat 'Alaannabiyyil Mukhtaar, Karangan Baginda K.H.Rizqi Dzulqarnain Ashmat Albatawi, MA].

Note :

Dari bait ( وارزقنا طول عمر ) sampai bait ( واشفنا والمرضى  ) adalah tambahan dari Baginda K.H.Rizqi Dzulqarnain Ashmat Albatawi, MA. Beliau menambahkan do'a tersebut lantaran ada-nya permintaan dari beberapa jama'ah.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Jumat, 04 Juni 2021

"Pembatalan Keberangkatan Haji."

Dimasa Khilafah Abbasiyah, jama'ah juga gagal berangkat Haji. Dimasa Khalifah Al-Qadir Billah (Abbasiyah), jama'ah haji pada tahun 384 H dihadang oleh Arab Badui untuk melintasi wilayah. Muslim dari Irak dan Syam gagal menunaikan ibadah haji. Hanya penduduk Mesir yang berhasil melewati rintangan itu. [Buku Islam Yes, Khilafah No, Jilid II, Karya Nadirsyah Husein].

Dimasa Khalifah Al-Mustanjid (Abbasiyah) ada konflik antara Amir Mekkah dengan Amirul Hajj sehingga terjadi pertumpahan darah. Akibat-nya jama'ah haji tidak bisa memasuki Mina dan Mekkah, sehingga tidak bisa menyelesaikan ibadah haji mereka. [Buku Islam Yes, Khilafah No, Jilid II, Karya Nadirsyah Husein].

Selama 4 tahun dimasa Khalifah Ar-Radhi, ummat tidak bisa berangkat haji. Mekkah tidak lagi dikuasai sepenuh-nya oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Hajar Aswad pun masih belum kembali ke tempat semula-nya di Kakbah, karena juga dicuri pemberontak. [Buku Islam Yes, Khilafah No, Jilid II, Karya Nadirsyah Husein].

Jama'ah gagal berangkat haji karena faktor keamanan dan kenyamanan itu bukan hanya terjadi dimasa NKRI (2020 - 2021 M, akibat dampak Corona Virus - Covid-19), tapi juga terjadi dimasa khilafah dulu. Karena syarat aman tidak terpenuhi, gugur kewajiban melaksanakan-nya pada masa tersebut.

Setelah Pemerintah Indonesia resmi mengumumkan tahun ini (2021 M) tidak memberangkatkan jama'ah haji seperti tahun lalu (2020 M), berbagai reaksi bermunculan. Ada yang bisa memahami keadaan, ada yang kecewa, bahkan ada yang lebih keras dengan mengaitkan kejadian ini sebagai tanda datang-nya hari kiamat dengan menulis sebuah hadits :

ﻻ ﺗﻘﻮﻡ اﻟﺴﺎﻋﺔ ﺣﺘﻰ ﻻ ﻳﺤﺞ اﻟﺒﻴﺖ (ﻋ ﻛ) ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺳﻌﻴﺪ.

Artinya : "Kiamat tidak akan terjadi hingga Kakbah tidak dikunjungi untuk Ibadah Haji." [H.R.Abu Ya'la dan Hakim, dari Abu Hurairah].

Namun bagi K.H.Ma'ruf Khozin, hal ini tentu tidak sebegitu menakutkan. Sebab ketika dipesantren kita akan banyak menemukan dibagian bab akhir Kitab Fiqih tentang Fardhu Kifayah, kewajiban kolektif. Kalau ada sebagian ummat Islam yang menjalankan maka gugur bagi yang lain-nya. Seperti dijelaskan dalam Madzhab Syafi'i :

ﻭﻣﻦ ﻓﺮﻭﺽ اﻟﻜﻔﺎﻳﺔ ﺇﺣﻴﺎء اﻟﻜﻌﺒﺔ ﺑﺎﻟﺤﺞ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺳﻨﺔ

Artinya : "Diantara Fardhu Kifayah adalah menghidupkan Kakbah dengan Ibadah Haji setiap tahun." [Kitab Raudhatuth-Thalibin, 10/221].

ﻭﻋﺒﺎﺭﺓ ﺷﻴﺨﻨﺎ اﻟﺰﻳﺎﺩﻱ : ﻭﻻ ﻳﺸﺘﺮﻁ ﻓﻲ اﻟﻘﻴﺎﻡ ﺑﺈﺣﻴﺎء اﻟﻜﻌﺒﺔ ﻋﺪﺩ ﻣﺨﺼﻮﺹ ﻣﻦ اﻟﻤﻜﻠﻔﻴﻦ

Artinya : "Redaksi Guru kami, Azzayyadi : 'Untuk Ibadah Haji tidak ada syarat bilangan tertentu dari orang yang sudah berkewajiban ibadah.'" [Kitab Hasyiah Tuhfah, 8/49].

Secara Fiqih, andaikan yang melakukan ibadah haji hanya bagi penduduk negara Arab Saudi saja sudah cukup seperti tahun lalu, yang terpenting tidak sampai libur haji dari seluruh ummat Islam.

• Terkait kewajiban mengikuti Pemerintahan yang sah, K.H.Maimoen Bin K.H.Zubair Dahlan sering menggunakan kutipan Asy-Syaikh Qurthubi, 'ulama ahli tafsir :

قَالَ سَهْلُ بْنُ عَبْدِ اللهِ التُّسْتُرِي : أَطِيْعُوْا السُّلْطَانَ فِي سَبْعَةٍ : ضَرْبِ الدَّرَاهِمِ وَالدَّنَانِيْرِ، وَالْمَكَايِيْلِ وَالْاَوْزَانِ، وَالْاَحْكَامِ وَالْحَجِّ وَالْجُمْعَةِ وَالْعِيْدَيْنِ وَالْجِهَادِ. 

Artinya : "Sahal Bin Abdullah Attusturi berkata : 'Patuhi Pemerintah dalam 7 hal: (1). Pemberlakuan mata uang, (2). Alat timbang, (3). Hukum, (4). Ibadah Haji, (5). Jumu'at, (6). Hari raya, (7). Jihad.'" [Al-Qurthubi, 5/259].

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Rabu, 12 Mei 2021

"Hizb Nawawi."

Oleh : Baginda K.H.Rizqi Dzulqarnain Ashmat Albatawi, MA (Mu'assis Yayasan Al-Mu'afah, Jln.Tipar Cakung).

Hizb Annawawi terbilang Hizb yang pupoler dalam dunia islam. Disebut Hizb Nawawi karena dihubungkan kepada pengarang-nya yaitu Al-Imam Muhyiddin Abu Zakaria Yahya Bin Syaraf Annawawi Addimasyqi, seorang 'ulama, pakar hadits, ahli fiqh, 'arifbillah, yang mendapat gelar Muharrirul Madzhab (penyeleksi madzhab).

Beliau wafat pada tahun 676 H. Hizb Nawawi merupakan kolaborasi do'a dan dzikir serta munajat yang dibaca secara rutin setiap hari. Hizb ini sangat populer seantero dunia, dibuktikan dengan banyak-nya para 'ulama berbagai masa mengamalkan-nya.

Hizb Nawawi dijadikan menu dzikiran Shabah Wal Masa (pagi dan sore). Fadhilah (keutamaan atau khasiat) Hizb Nawawi telah tereksperimen menjadi benteng, membasmi sihir, membasmi santet, membasmi guna-guna, kejahatan dari bangsa jin dan manusia, menolak penyakit 'ain (kejahatan mata panas), menepis kegundahan, serta menyelamatkan diri dari kejahatan orang zhalim.

Kebesaran nama Hizb Nawawi juga didukung dengan muncul-nya karya-karya 'ulama yang mensyarahkan (memberikan komentar) Hizb tersebut. Diantara 'ulama yang membantu mengungkap rahasia Hizb Nawawi adalah :

• Asy-Syaikh Musthafa Bin Kamal Al-Bakri, (wafat tahun 1162 H) dengan Kitab Al-Mathlabuttamus Sawi Syarh Hizb Annawawi.

• Asy-Syaikh Muhammad Ath-Thayyib Al-Fasi, (wafat tahun 1175 H) dengan Kitab Syarh Hizbul Imam Annawawi.

• Asy-Syaikh Abdullah Bin Sulaiman Al-Jauhari Al-Yamani, dengan Kitab Syarh Hizb Annawawi.

[Dikutip ulang dari Kitab Ittihaful Amajid Binafa'isil Fawa'id, Jilid II, Hal.25. Karangan Al-Qadhi Abu Munyah Assakunji Attijani].

***

Note :

Saya (Ghozali) mendapatkan Ijazah amalan ini dari Al-Ustadz M.Fadhil Ichsan, S.Pd.I (Pimpinan Majlis Ta'lim Mushayyana Almadad, Jepara) melalui pesan WhatsApp, pada 12 Mei 2021, pukul 21:25 - 21:41 WIB.

Dan beliau juga mengijazahkan kepada saya semua Kitab-Kitab karangan-nya Al-Imam Muhyiddin Abu Zakaria Yahya Bin Syaraf Annawawi (Imam Annawawi), sebagaimana beliau diijazahkan oleh Asy-Syaikh Kamal Bin Adnan Raghib (Lebanon).

Adapun sanad yang muttashil (bersambung) sampai kepada Al-Imam Muhyiddin Abu Zakaria Yahya Bin Syaraf Annawawi dapat dilihat difoto diatas.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Minggu, 25 April 2021

"Macam-Macam Niat Zakat Fithrah."

Oleh : Al-Habib Muhammad Shulfi Bin Abu Nawar Alaydrus, S.Kom (Pimpinan Majlis Ta'lim Nurussa'adah, Joglo).

A. Niat Zakat Fithrah.

Dibawah ini adalah macam-macam niat zakat, dan hendak-nya sambil membaca niat dilisan dan dihati juga sambil memegang beras atau sesuatu yang dizakatkan-nya.

1. Niat Zakat Fithrah Untuk Diri Sendiri.

 نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكاَةَ اْلفطر عَنْ نَفْسِيْ فَرْضًالِلهِ تَعَالَى 

Nawaitu An Ukhrija Zakaatal Fithri 'An Nafsii Fardhan Lillaahi Ta'aalaa.

Artinya : 'Saya niat mengeluarkan zakat fithrah dari diri ku sendiri fardhu karena Allah Ta'aalaa.'

2. Niat Zakat Fithrah Yang Dibacakan Suami Untuk Istri.

 ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﺯَﻭْﺟَﺘِﻲْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ 

Nawaitu An Ukhrija Zakaatal Fithri 'An Zaujatii Fardhan Lillaahi Ta'aalaa. 

Artinya : 'Saya niat mengeluarkan zakat fithrah untuk istri ku, fardhu karena Allah Ta'aalaa.'

3. Niat Zakat Fithrah Yang Dibacakan Orang Tua Untuk Anak Laki-Laki.

 ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻭَﻟَﺪِﻱْ [ ... ] ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ 

Nawaitu An Ukhrija Zakaatal Fithri 'An Waladii [ ... ] Fardhan Lillaahi Ta'aalaa.

Artinya : 'Saya niat mengeluarkan zakat fithrah untuk anak laki-laki ku [ ... ], fardhu karena Allah Ta'aalaa.'

4. Niat Zakat Fithrah Yang Dibacakan Orang Tua Untuk Anak Perempuan.

 ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﺑِﻨْﺘِﻲْ [ ... ] ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ 

Nawaitu An Ukhrija Zakaatal Fithri 'An Bintii [ ... ] Fardhan Lillaahi Ta'aalaa.

Artinya : 'Saya niat mengeluarkan zakat fithrah untuk anak perempuan ku [ ... ], fardhu karena Allah Ta'aalaa.'

5. Niat Zakat Fithrah Sekaligus Untuk Diri Sendiri Dan Keluarga.

 ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَنِّيْ ﻭَ ﻋَﻦْ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﻣَﺎ ﻳَﻠْﺰَﻣُنِيْ ﻧَﻔَﻘَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺮْﻋًﺎ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ 

Nawaitu An Ukhrija Zakaatal Fithri 'Annii Wa 'An Jamii'i Maa Yalzamunii Nafaqaatuhum Syar'aan Fardhan Lillaahi Ta'aalaa.

Artinya : 'Saya niat mengeluarkan zakat fithrah untuk diri ku dan seluruh orang yang nafkah-nya menjadi tanggungan ku, fardhu karena Allah Ta'aalaa.'

6. Niat Zakat Fithrah Untuk Orang Yang Diwakilkan.

 ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ [ ... ] ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ 

Nawaitu An Ukhrija Zakaatal Fithri 'An [ ... ] Fardhan Lillaahi Ta'aalaa. 

Artinya : 'Saya niat mengeluarkan zakat fithrah untuk [ ... ], fardhu karena Allah Ta'aalaa.'

B. Do'a Saat Menerima Zakat.

أجَرَكَ اللهُ فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَبَارَكَ لَكَ فِيْمَا أَبْقَيْتَ، وَاجْعَلْهُ لَكَ طَهُوْرًا 

Ajrakallaahu Fiimaa A'thaita, Wa Baaraka Laka Fiimaa Abqaita, Waj'alhu Laka Thahuuraan.

Artinya : 'Mudah-mudahan Allah memberi pahala atas apa yang engkau berikan, memberikan berkah atas apa yang masih ada ditangan mu, dan menjadikan-nya sebagai pembersih bagi mu.'

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

"Prediksi Malam Lailatul Qadar Menurut Al-Imam Ghazali."

Oleh : Al-Ustadz Yusuf Suharto (Penulis Buku Khazanah Aswaja, Anggota Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur).

Diantara 'ulama yang menyatakan bahwa ada kaidah atau formula untuk mengetahui itu (malam Lailatul Qadar) adalah Al-Imam Abi Hamid Muhammad Al-Ghazali (450 H - 505 H) dan Al-Imam Abul Hasan Asy-Syadzili. Bahkan dinyatakan bahwa Al-Imam Abul Hasan Asy-Syadzili semenjak baligh selalu mendapatkan Lailatul Qadar dan menyesuaikan dengan kaidah ini. Menurut Imam Al-Ghazali dan juga 'ulama lain-nya, sebagaimana disebut didalam Kitab I'anatuth-Thalibin, Juz II, Hal.257, bahwa cara untuk mengetahui Lailatul Qadar bisa dilihat dari hari pertama jatuh-nya bulan Ramadhan :

قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين أو الخميس فهي ليلة خمس وعشرين أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين قال الشيخ أبو الحسن ومنذ بلغت سن الرجال ما فاتتني ليلة القدر بهذه القاعدة المذكورة.

Artinya :

• Jika awal-nya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29.
• Jika awal-nya jatuh pada hari Senin, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21.
• Jika awal-nya jatuh pada hari Selasa atau Jumu'at, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27.
• Jika awal-nya jatuh pada hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25.
• Jika awal-nya jatuh pada hari Sabtu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23.

Al-Imam Abul Hasan Asy-Syadzili, berkata : 'Semenjak saya menginjak usia dewasa, Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut.'


Sumber : https://islam.nu.or.id/post/read/78391/kaidah-menandai-lailatul-qadar-menurut-al-ghazali

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.