Kamis, 27 Februari 2020

"Membuka Aura Wajah Dengan Air Tajin (Air Rendaman Beras)."

Oleh : Baginda K.H.Rizqi Dzulqarnain Ashmat Albatawi, MA (Mu'assis Yayasan Al-Mu'afah, Jln.Tipar Cakung).

Pada kesempatan kali ini, saya (Baginda K.H.Rizqi Dzulqarnain Ashmat Albatawi, MA) akan menjelaskan khasiat rendaman air beras yang dapat digunakan untuk membersihkan wajah, membuat agar wajah terlihat awet muda, meringankan iritasi kulit, dan dapat membuka aura, serta membuat seseorang yang melihat-nya maka akan terpesona dan kepincut.

Dengan cara :

Ambil beras dengan ukuran 3 cidukan tangan, lalu rendam beras tersebut didalam bejana, utamakan merendam-nya menggunakan air hujan, jika tidak ada air hujan, maka diperbolehkan pakai air sumur.

Begitu beras direndam, bacakan Shalawat Fatih sebanyak 74 kali, karna 'Al-Jamal', 'Wajah Yang Indah' Hisabul Jumal-nya adalah 74.

Setelah dibacakan Shalawat Fatih sebanyak 74 kali, biarkan air tersebut selama 24 jam, setelah didiamkan selama 24 jam, maka gunakanlah air tersebut untuk membasuh wajah atau membasuh bagian kulit dengan menggunakan kapas.

Lakukan kaifiat (cara) yang demikian itu ketika sebelum tidur. Lakukan kaifiat ini disetiap hari, selama 15 hari berturut-turut.

Tentu-nya yang lebih utama, setiap hari-nya (selama pemakaian 15 hari) itu dibuat dengan air dan beras yang baru, atau dalam artian bukan satu kali kaifiat air itu untuk 15 hari.

Dengan izin Allah Ta'aalaa, anda akan merasakan khasiat-nya.

Keterangan ini bisa dilihat didalam Kitab Ittihaful Amajid Bi Nafa'isil Fawa'id, karangan Al-Qadhi Abu Munyah Assakunji Attijani.

Lebih jelas-nya, silahkan dibuka link YouTube berikut ini : https://youtu.be/0PFR2CGeLLU

***

Saya (Ghozali) mendapatkan Ijazah kaifiat ini dari Baginda K.H.Rizqi Dzulqarnain Ashmat Albatawi, MA, melalui pesan WhatsApp, pada 27 Februari 2020, pukul 21:57 - 22:04 WIB.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Senin, 24 Februari 2020

"Hukum Akad Nikah Didalam Masjid."

Oleh : Al-Habib Muhammad Bin Husein Bin Anis Bin Alwi Bin Ali Bin Muhammad Bin Husein Al-Habsyi (Solo).

Dalam sebuah hadits yanh diriwayatkan dari Sayyidatinaa Asiyah, dia berkata bahwa Nabi SAW, bersabda :

"أعلنوا النكاح، و اجعلوه في المساجد، و اضربوا عليه بالدفوف."

Artinya : "Umumkanlah pernikahan dan langsungkan didalam Masjid, kemudian tabuhkanlah rebana." [H.R.Tirmidzi].

Pernikahan adalah ibadah, maka para 'ulama menganjurkan untuk dilangsungkan didalam masjid. Masjid adalah sebaik-baik tempat untuk melangsungkan akad nikah dibanding (tempat) lain-nya.

Ibnu Hammam dalam Kitab Fathul Qadir berkata :

"و يستحب مباشرة عقد النكاح في المسجد، لأنه عباده، و كونه في يوم الجمعة."

Artinya : "Disunnahkan melangsungkan Akad Nikah didalam masjid, karena hal itu (merupakan) ibadah, dan diselenggarakan dihari Jumu'at."

Asy-Syaikh Zainuddin Al-Malibari juga menganjurkan akad nikah dilakukan di masjid, Beliau berkata :

"و أن يكون العقد في المسجد و يوم الجمعة و أول النهار و في شوال و أن يدخل فيه أيضا."

Artinya : "Dianjurkan akad nikah didalam masjid, dihari jumu'at, diwaktu pagi, dibulan Syawal, dan berbulan madu juga dibulan Syawal."

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Minggu, 23 Februari 2020

"Kaum Sarungan."

Oleh : K.H.Ma'ruf Khozin (Direktur Aswaja NU Center, Jawa Timur).

Celana Lebih Sunah Dari Pada Sarung??

Sirwal atau celana bukan pakaian Sunnah seperti yang sering diklaim (oleh) sebagian kelompok. Malah celana adalah ciri khas ahli kitab, Yahudi, dan Nasrani. Supaya tidak sama (Tasyabbuh) dengan Yahudi-Nasrani maka Nabi SAW menjelaskan :

ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﻘُﻠْﻨَﺎ: ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠﻪِ، ﺇِﻥَّ ﺃَﻫْﻞَ اﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﻳَﺘَﺴَﺮْﻭَﻟَﻮﻥَ ﻭَﻻْ ﻳَﺄْﺗَﺰِﺭُﻭﻥَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: " ﺗﺴﺮﻭﻟﻮا ﻭَاﺋْﺘَﺰِﺭُﻭا ﻭَﺧَﺎﻟِﻔُﻮا ﺃَﻫْﻞَ اﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ".

Abu Umamah, berkata : 'Wahai Rasulullah, sesungguh-nya orang-orang Yahudi dan Nasrani memakai celana dan tidak memakai Izar (kain penutup bagian bawah).' Maka bersabda Rasulullah SAW : 'Pakailah celana dan pakailah Izar. Jangan sampai sama dengan Yahudi-Nasrani.'

[H.R.Ahmad].

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Sabtu, 22 Februari 2020

"Hizbul Barqi (Halilintar)."

Bacaan Hizib Barqi ini diambil dari bait-bait Do'a Jaljalut Sughra, yaitu bait ke-30 dan ke-31. Do'a Jaljalut Sughra sendiri mengandung daya Karamah yang luar biasa, do'a ini tidak diturunkan kepada sembarang orang, karena sifat-nya yang Sirr (rahasia). Terdapat 60 bait do'a keramat yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.

Hizib Barqi ini dinisbatkan kepada Asy-Syaikh Ahmad Ali Albuni.

Hizib ini sangat Masyhur (terkenal) untuk pertahanan diri dan untuk melumpuhkan musuh yang berniat jahat. Walau lafal hizib-nya pendek, tapi mengandung khasiat yang dahsyat.

Khasiat-nya dapat menumbuhkan aura kewibawaan yang besar, dan mampu membuat musuh menjadi bisu, tuli, lumpuh, dan buta sementara. Artinya, sekali digertak, musuh langsung lemas tak berdaya.

Dan ada yang mengatakan bahwa salah satu khasiat hizib ini ialah dapat menarik khadam-nya seseorang yang menjadi musuh atau lawan kita.

Berikut bacaan-nya :

بسم الله الرحمن الرحيم

اشهد ان لا اله الا الله و اشهد ان محمدا رسول الله. نرد بك الاعداء من كل وجهة، و با لاسم نرميهم من البعد با لشتات. فانت رجائ يا الهى و سيدي ففرق لميم الجيش ان رمى بى غلت.

Bismillahirrahmanirrahiim.

Asyhadu Anlaa Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadarrasuulullah. Naruddu Bikal A'daa'a Min Kulli Wijhatin, Wa Bil Ismi Narmiihim Minal Bu'di Bisy-syataat. Fa Anta Rajaa'ii, Yaa Ilahii Wa Sayyidii, Fa Farriq Lamiimal Jaisyi In Ramaa Bii Ghalat."

Cara Pengamalan :

• Dibaca sebelum berhadapan dengan musuh.

• Dibaca sebanyak 1001 kali ketika akan berhadapan dengan keadaan genting (demo, perang, kegaduhan, dll). Sebagaimana Mu'allim K.H.Ubaidillah Hamdan (Pimpinan Pondok Pesantren Darul Musthofa Al-Mukhtar, Tangerang) yang mengijazahkan kepada jama'ah-nya saat esok hari akan hadir berdemo menuntut kebijakan Pemerintahan Presiden Joko Widodo, dengan lafal ijazah dari Beliau seperti demikian :

"نرد بك الاعداء من كل وجهة و با الاسم نرميهم من البعد با لشتت."

"Naruddu Bikal A'daa'a Min Kulli Wijhatin Wa Bil Ismi Narmiihim Minal Bu'di Bisy-syatati."

Artinya : "Yaa Allah, dengan Mu, aku menepis semua musuh dari semua arah, dan dengan nama Mu, Engkau yang menyerang mereka dari jarak jauh dengan sehancur-hancurnya."

• Lakukan puasa nyirih (meninggalkan mengkonsumsi makanan yang bernyawa) selama 7 hari. Selama berpuasa, Hizib Barqi ini dibaca sebanyak 77 kali setelah selesai shalat Shubuh dan Maghrib. Dan jika sudah selesai berpuasa (proses pematangan), Hizib Barqi ini cukup dibaca 3 kali saja setelah selesai shalat Shubuh dan Maghrib.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

"Hukum Shalat Di Pesawat."

Diriwayatkan oleh Abu Sa'id Al-Khudri RA, Nabi SAW bersabda :

".الأرض كلها مسجد الا المقبرة والحمام" 

Artinya : "Semua permukaan bumi adalah masjid (bisa dijadikan tempat shalat) kecuali kuburan dan hammam (toilet)."

[H.R.Turmudzi].

Dengan hadist ini, 'ulama Al-Malikiyyah berpendapat tidak boleh shalat diatas pesawat, karna tidak bersetubuh dengan bumi.

Tuan guru kami, yakni Asy-Syaikh Muhammad Ahyad Al-Bughuri (Asy-Syafi'i) menyatakan boleh-nya shalat dipesawat karna sempurna-nya syarat dan rukun-nya, dan Nabi SAW (juga) shalat diatas kendaraan-nya (Unta-nya).

Asy-Syaikh Ahmad Al-Harsani, berkata : "Istidlal (menjadikan dalil) dengan shalat-nya Nabi SAW diatas unta-nya , untuk boleh-nya shalat diatas pesawat adalah tertolak, karna unta bersetubuh dengan bumi, sedangkan pesawat terbang tidak bersetubuh dengan bumi."

Teman saya; Asy-Syaikh Abdul Hamid Amin mengajukan surat kepada Tuan Guru Asy-Syaikh Muhammad Ahyad, yang isi-nya tentang tidak boleh-nya shalat diatas angkasa (Al-Hawa).

Asy-Syaikh Muhammad Ahyad, berkata : "Shalat diatas angkasa memang tidak boleh karna tidak bisa sujud, beda hal-nya (jika) didalam pesawat terbang, didalam pesawat bisa berdiri dan bisa sujud."

Diantara 'ulama Mekkah yang tidak membolehkan shalat didalam pesawat adalah Asy-Syaikh Muhammad Ali Al-Maliki, seperti yang disampaikan sahabat saya, yakni Asy-Syaikh Abdul Hamid Amin.

[Kitab Misbah Adz-Dzalam Syarah Bulughul Maram, Karangan Asy-Syaikh Muhadjirin Amsar Addari (Bekasi), Jilid I, Hal.164].

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Jumat, 21 Februari 2020

"Do'a Sukses Ujian Nasional (Untuk Para Siswa/i Atau Mahasiswa/i)."

Oleh : Al-Ustadz Muhammad Fadhil Ichsan, S.Pd.I (Pimpinan Majlis Mushayyana Almadad, Jepara).

Bagi yang memiliki adik, saudara, kawan yang hendak menempuh Ujian Nasional (UN), atau seleksi kerja, dan test lain-nya. Saya (Al-Ustadz M.Fadhil Ichsan, S.Pd.I) ijazahkan secara umum do'a sukses ujian ini.

Semoga menjadi Amal Jariah bagi saya dan pengijazah do'a ini, Guru Mapel PAI (Pendidikan Agama Islam) ketika ketika saya masih bersekolah di SMKN 58, Bambu Apus, Jakarta Timur sejak 2008 lalu, beliau; Drs.H.Usmin, M.Ag. Semoga Allah memberikan pahala yang besar untuk beliau karena asbab ilmu yang beliau ajarkan, termasuk do'a ini.

Dulu, kami diajarkan do'a ini menjelang Ujian Nasional. Dan Alhamdulillah hingga detik ini (sejak diijazahkan secara talqin oleh beliau) saya masih hafal do'a ini.

Dibaca setiap ba'da shalat fardhu menjelang ujian dan Nishfullail (sepertiga malam) dan sebelum mengerjakan soal ujian.

Awali dengan basmalah, istighfar, dan shalawat 3 kali, dan baca do'a-nya sebagaimana tata cara yang tertulis dibawah ini :

اللهم انجحنا في الإمتحان ٣×
يا عليم، علمنا ما لا نعلم ٣×
يا رفيع، إرفع درجاتنا ٣×
يا رشيد ألهمنا رشدا و احينا مع الراشدين ٣×

Allahumma Anjihnaa Fiil Imtihaan, 3 kali.
Yaa 'Aliimu, Allimnaa Maa Laa Na'lamu, 3 kali.
Yaa Rafii'u Irfa' Darajaatinaa, 3 kali.
Yaa Rasyiidu, Alhimnaa Rasyadaa, Wa Ahyinaa Ma'arraasyiidiin, 3 kali.

Semoga Allah SWT mudahkan bagi yang sedang menempuh ujian, bagi para siswa, mahasiswa, atau yang hendak tes kerja dimanapun berada.

***

Saya (Muhammad Ghozali Siregar) mendapatkan Ijazah do'a ini dari Al-Ustadz Muhammad Fadhil Ichsan, S.Pd.I melalui pesan WhatsApp, pada 22 Februari 2020, pukul 13:47 - 14:42 WIB.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Kamis, 20 Februari 2020

"Muballigh Bukanlah 'Ulama."

Oleh : Dr.Abdi Kurnia Djohan, SH, MH (Dosen Pasca Sarjana di Universitas Indonesia [UI] dan Wakil Sekretaris LDNU 2015-2020).

Muballigh itu bukan 'Ulama. Karena untuk menyampaikan ceramah agama, yang dibutuhkan adalah kepandaian retorika. Saya pernah bertemu penceramah yang bisa dikatakan ilmu-nya (hanya) itu-itu saja. Tiga kali saya ikuti ceramah-nya, yang disampaikan itu-itu lagi. Candaan-nya tidak jauh dari selangkangan perempuan. Sampai-sampai saya hafal dikalimat mana dia akan melempar Joke-nya. 

Jika dilihat dari persentase-nya, jumlah muballigh saat ini mengalahkan jumlah 'ulama. Namun sayang-nya, masyarakat kita tidak bisa membedakan muballigh dan 'ulama ('Alim). Penilaian-nya dipukul rata; pintar dalil, pandai bicara, dan penampilan meyakinkan bak Wali Sanga sudah pasti dianggap 'alim, walaupun hakikat-nya dilevel muballigh. 

Sedangkan seorang 'alim, jauh dari kesan-kesan publisitas dan glamor seperti itu. Kealiman seseorang tidak diukur dari kepandaian-nya beretorika. Buya Hamka dan Mu'allim Syafi'i Hadzami merupakan contoh 'alim yang tidak pandai beretorika. Mu'allim Syafi'i Hadzami, menurut penuturan beberapa murid-nya, jika menyampaikan ceramah tidak menarik. Sebab, beliau tidak pandai memanipulasi ucapan dengan gimmick dan gesture yang menarik perhatian. 

Tapi itu bukan berarti Mu'allim Syafi'i Hadzami tidak berilmu. Keilmuan beliau diketahui sangat luas. Beliau dikenal sebagai satu dari sekian banyak 'ulama Indonesia yang Mutafannin (menguasai banyak disiplin dan detail ilmu agama). Fatwa-fatwanya yang diberi judul 'Taudlihul Adillat' (penjelasan dalil-dalil) menggambarkan kedalaman ilmu Mu'allim Syafi'i Hadzami. 

Selain dari kedua 'ulama diatas, Mbah Kiai Sahal (K.H.Sahal Mahfudz) juga dikenal sebagai mutafannin yang tidak pandai retorika. Secara umum, jumlah 'ulama yang pandai retorika tidaklah banyak. Namun, sekali lagi retorika itu bukan ukuran kealiman. Ukuran kealiman yang pertama adalah konsistensi (istiqamah) dengan ajaran yang disampaikan. Dan ini merupakan parameter yang berat.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

"Shalawat 'Azhimiyyah (Assayyid Ahmad Bin Idris Alhasani (Thariqat Idrisiyyah))."

Asy-Syaikh Yusuf Bin Ismail Annabhani, berkata, 'Al-Imam Ahmad Bin Idris RA telah menerima Shalawat ini dari Rasulullah SAW dengan Talqin secara langsung tanpa perantara sebanyak satu kali dan beliau juga ditalqin secara langsung oleh Sayyidinaa Khidir 'Alaihissalaam satu kali.'

Assayyid Al-Habib Muhammad Al-Haddar, mengatakan : 'Siapa orang yang membaca Shalawat 'Azhimiyyah 3 kali, maka dia akan mimpi bertemu Nabi SAW.'

Assayyid Muhammad Bin Alwi Almaliki, berkata : 'Siapa orang yang membaca-nya sebanyak 7 kali (ada yang mengatakan 70 kali) sebelum waktu Shubuh, maka ia dapat berguna untuk mimpi bertemu Nabi SAW." [Habib Husein Muhammad Syadad Bin Umar, Do'a-Do'a Bertemu Nabi SAW, Hal.146, Pustaka Hidayah].

Para 'Ulama Ahli Asrar menyatakan : 'Siapa saja yang membaca Shalawat 'Azhimiyah 92 kali, maka shalawat itu tak ubah-nya bagaikan pedang yang tajam sehingga dengan cepat mengabulkan segala hajat-nya secepat pedang tajam memutuskan leher binatang sembelihan.'

Ada sebuah peristiwa menakjubkan sehubungan dengan shalawat ini. Al-Arifbillah Al-Habib Abu Bakar Bin Abdullah 'Atthas memperoleh shalawat ini dari 'Assayyid Ahmad Bin Idris' secara langsung. Beliau lalu menulis shalawat ini dan menyimpan-nya dalam tas pakaian. Sewaktu berlayar dilaut, seorang Darwisy ahli sir batin dan kasyaf melihat cahaya keluar dari tas Habib Abu Bakar hingga ke langit. Ia lalu memberitahukan apa yang dilihat-nya kepada Habib Abu Bakar. Habib Abu Bakar berkata kepada-nya, 'Tas ku ini hanya berisi pakaian dan shalawat.' Habib Abu Bakar lalu menunjukan sholawat itu kepada si Darwisy. 

Assayyid Ahmad Syarif Assanusi RA meriwayatkan bahwa Assayyid Muhammad Bin Ali Assanusi RA suatu ketika menerangkan keutamaan membaca Shalawat 'Azhimiyyah, bahwa sesungguh-nya membaca Shalawat 'Azhimiyyah sekali menandingi bacaan Kitab Shalawat Dala'ilul Khairat sebanyak 33.333 kali. Ditanyakan mengapa demikian?? Karena keutamaan Shalawat 'Azhimiyyah itu disebabkan keutamaan para guru-guru RA (yang meriwayatkan-nya). 

Al-Habib Ahmad Bin Hasan RA, berkata : 'Aku memberi salah seorang Sadah (keturunan ahlul bait) ijazah untuk membaca shalawat ini, setelah ia meninggal dunia, aku mimpi bertemu dengan-nya, ia berkata kepada ku,  'Ketika jasad ku diletakkan dikubur, datang makhluk yang menakutkan dari alam barzakh, Shalawat Agung ('Azhimiyyah) ini melindungi ku hingga lenyaplah rasa takut dari hati ku'.'

Diriwayatkan bahwa salah seorang pengikut Thariqah Idrisiyah meninggal di kota Makkah dan dikuburkan dipekuburan Ma'la. Saat jenazah-nya diturunkan, ternyata orang yang memasukkan janazah-nya ke lubang lahad adalah seorang Ahli Kasyaf (telah terbuka hijab-nya) tiba-tiba ia melihat ada malaikat yang datang membawa ranjang dan lampu-lampu dari surga lalu membentangkan lubang kuburan-nya sehingga menjadi luas sejauh mata memandang. Si ahli kasyaf sangat takjub dengan kemuliaan yang diberikan kepada mayyit, lalu ia berkata dalam hati-nya, 'Aduhai seandai-nya nanti aku meninggal, aku berharap Allah Ta'aalaa memberikan juga kepada ku kemuliaan seperti ini.' Tiba-tiba malaikat berkata, 'Diantara kalian akan mendapat kemuliaan ini dengan barakah Shalawat 'Azhimiyah yang kalian baca.'

Ada yang mengatakan bahwa siapa mendawamkan Shalawat 'Azhimiyyah ini dengan istiqamah minimal setiap harinya 1 kali (dibaca 1x habis shalat) maka apabila ia mati maka kuburan-nya akan disinari dengan cahaya atau lampu dari surga dan dilapangkan kubur-nya. 

Inilah Shalawat 'Azhimiyyah :  

بسم الله الرحمن الرحيم

اَللَّهُمَّ اِنِّيْ اَسْاَلُكَ بِنُوْرِ وَجْهِ اللهِ الْعَظِيْمِ ، اَلَّذِيْ مَلأَ اَرْكَانَ عَرْشِ اللهِ الْعَظِيْمِ ، وَقَامَتْ بِهِ عَوَالِمُ اللهِ الْعَظِيْمِ ، اَنْ تُصَلِّيَ عَلىَ مَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ ذِيْ الْقَدْرِ الْعَظِيْمِ ، وَعَلىَ آلِ نَبِيِّ اللهِ الْعَظِيْمِ ، بِقَدْرِ عَظَمَةِ ذَاتِ اللهِ الْعَظِيْمِ ، فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَماَ فِيْ عِلْمِ اللهِ الْعَظِيْمِ ، صَلاَةً دَائِمَةً بِدَوَامِ اللهِ الْعَظِيْمِ ، تَعْظِيْماً لِحَقِّكَ يَامَوْلاَناَ ياَمُحَمَّدُ ياَ ذَالْخُلُقِ الْعَظِيْمِ ، وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِه مِثْلَ ذَلِكَ ، وَاجْمَعْ بَيْنِيْ وَبَيْنَهُ كَماَجَمَعْتَ بَيْنَ الرُّوْحِ وَالنَّفْسِ ، ظاَهِرًا وَباَطِناً ، يَقْظَةً وَمَناَماً ، وَاجْعَلْهُ ياَرَبِّ رَوْحاً لِذاَتِيْ مِنْ جَمِيْعِ الْوُجُوْهِ ، فِي الدُّنْياَ قَبْلَ اْلآخِرَةِ ياَعَظِيْمُ

Artinya : 

"Yaa Allah, sesunggguh-nya aku memohon kepada Mu dengan cahaya Wajah Allah Yang Agung. Yang memenuhi tiang-tiang Arasy Allah Yang Agung. Dan dengan-nya berdirilah alam-alam (ciptaan) Allah Yang Agung. Agar shalawat tersampaikan atas pelindung kami, Muhammad SAW, yang memiliki derajat yang Agung. Dan atas keluarga nabi Allah Yang Agung. Dengan ukuran Keagungan Zat Allah yang Agung. Disetiap kedipan dan nafas, sebanyak apa yang termaktub dalam Ilmu Allah Yang Agung. Shalawat yang abadi dengan Kekekalan Allah Yang Agung, 
(sebagai) pengagungan terhadap Haq (kebenaran) engkau wahai Muhammad, yang memiliki akhlak (perangai) yang Agung. Dan salam atas beliau SAW serta keluarga-nya, semisal yang demikian itu. Dan satukanlah aku dengan beliau sebagaimana Engkau satukan ruh dengan nafas. Secara Zahir dan Batin, dalam keadaan terjaga (sadar) atau tidur (mimpi). Dan jadikanlah beliau Yaa Tuhan ku, sebagai ruhani jiwa ku, disetiap arah. Didunia ini sebelum (datang-nya) hari akhir, wahai Zat yang memiliki Keagungan."

Adapun sanad muttashil (yang bersambung) kepada Al-Imam Ahmad Bin Idris Alhasani RA yang saya miliki sebagai berikut :

الفقير غزالى حسن سيراغر المنديلي عن الحبيب محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس عن الحا رزقي ذو القرنين أصمت البتاوي عن العلامة المحدث مسند العصر السيد عبد الرحمن الكتاني الادريسي الحسني عن والده الحافظ السيد محمد عبد الحي الكتاني عن الشيخ ابي اليسر فالح المهنوي والشيخ القاضي احمد بن الطالب بن سودة والشيخ المعمر عبد الهادي ابن العربي العواد ثلاثتهم عن العارف بالله الشيخ محمد بن علي السنوسي الخطابي عن مؤسس الطريقة الادريسية الامام العارف بالله السيد احمد بن ادريس المغربي الحسني رضي الله عنه

Al-Hafizh Assayyid Muhammad Abdulhay Al-Kattani RA mengatakan bahwa sanad yang tersebut diatas merupakan sanad tertinggi yang sampai kepada Al-Imam Ahmad Bin Idris Alhasani RA.

Adapun sanad dari jalur yang lain-nya :

الفقير غزالى حسن سيراغر المنديلي عن الحبيب محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس عن الحاج رزقي ذو القرنين بن اصمت البتاوي عن كياهي الحاج ميمون بن زبير الساراني عن محدث الحرمين الشريفين العلامة المسند السيد محمد بن علوي بن عباس المالكي الحسني عن الشيخ ضياء الدين القادري المدني عن الشيخ احمد الريفي عن الامام محمد بن علي السنوسي عن الامام القطب احمد بن ادريس الحسني رضي الله عنه

Note : Al-Imam Assayyid Ahmad Bin Idris Alhasani RA dilahirkan di Maisur yaitu sebuah perkampungan didalam daerah 'Arayish, terletak dikota Fez (Morocco) pada bulan Rajab tahun 1163 H bertepatan tahun 1749 M. Namun ada riwayat pula yang menyebut bahwa beliau dilahirkan pada tahun 1172H/1757 M.

Nama lengkap beliau adalah Al-Imam Al-Arifbillah Assayyid Ahmad Ibn Idris Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ibn Abdillah Ibn Ibrahim Ibn Umar Ibn Ahmad Ibn Abdul Jabbar Ibn Muhammad Ibn Yamluh Ibn Masyish Ibn Abu Bakar Ibn Ali Ibn Hurmah Ibn Isa Ibn Salam Ibn Marwan Ibn Haidarah Ibn Muhammad Ibn Idris Al-Asghar Ibn Idris Al-Akbar Ibn Abdullah Al-Kamil Ibn Al-Hassan Al-Mustanna Ibn Sayyidinaa Hassan Al-Sibt Ibn Saiyyidinaa Ali dan Saiyyidatinaa Fatimah Azzahra Binti Rasulillah Sayyidinaa Muhammad SAW.

Al-Imam Ahmad Bin Idris merupakan seorang wali yang telah mencapai maqam Quthub yaitu martabat yang tinggi dalam maqam wilayah (kewalian) dan juga dikatakan meraih maqam Sulthan Salatin Al-Auliya' (raja para wali). Selain itu beliau juga terkenal sebagai seorang 'ulama pembaharu (Mujadid). Beliau telah banyak menggembara dan berdakwah dijalan Allah serta menyebarkan ajaran Tariqah-nya ke berbagai tempat hingga ke Makkah, Madinah, Mesir, Sudan, Yaman, dan lain-lain.

Beliau wafat pada malam Sabtu diantara waktu Maghrib dan Isya' pada tanggal 21 Rajab. Murid beliau Assayyid Ash-Shalih Ahmad Ustman Al-'Uqaili ditunjuk untuk memandikan dan jenazah beliau telah dishalatkan oleh Al-'Allamah Al-Wali Assayyid Yahya Bin Muhsin Anni'ami Alhasani. Beliau dikebumikan pada tanggal 21 Rajab 1837 M/1253 H) di Sabya. Kota Sabya yang pada masa itu menjadi bagian negeri Yaman, namun sekarang sudah masuk dalam wilayah Saudi Arabia.

MP3 Shalawat 'Azhimiyyah. 

http://www.mediafire.com/file/bl3bmg03237bygw/shalawat_azhimiyyah_-_ahmad_ibn_idris_al-fasi_%28ra%29.mp3

Link Sholawat 'Azhimiyyah.

http://shulfialaydrus.blogspot.co.id/2013/06/shalawat-azhimiyyah-as-sayyid-ahmad-bin_3.html

https://shulfialaydrus.wordpress.com/2013/06/03/shalawat-azhimiyyah-as-sayyid-ahmad-bin-idris-tarekat-idrisiyyah/

***

Saya (Muhammad Ghozali Siregar) mendapatkan ijazah Shalawat 'Azhimiyyah ini dari salah satu guru saya yang bernama Al-Habib Muhammad Shulfi Bin Abu Nawar Alaydrus saat menghadiri Majlis Ta'lim Nurussa'adah (Joglo), yang Insyaa Allah menyambung sampai ke Asy-Syaikh Ahmad Bin Idris (Thariqat Idrisiyyah), dan terus sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Yang mana beliau (Al-Habib Muhammad Shulfi Bin Abu Nawar Alaydrus) mendapatkan ijazah Shalawat 'Azhimiyyah dari Assayyid Muhammad Bin Alwi Bin Abbas Almaliki Alhasani, Asy-Syaikh Shalih Bin Muhammad Bin Shalih Al-Ja'fari Alhusaini, dan Baginda K.H.Rizqi Dzulqarnain Ashmat Albatawi (Pengasuh Yayasan Al-Mu'afah, Jln.Tipar Cakung).

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Rabu, 19 Februari 2020

"Ajian Arjuna Kelor (Pengasihan)."

Oleh : Muhammad Ghozali Siregar (Pengasuh Majlis Ta'lim Wal Mudzakarah Nahdlatul Muta'allimiin).

Saya dapatkan ajian pengasihan ini dari seorang Guru Spiritual yang berdomisili di Kota Tangerang Utara.

Ajian ini memiliki tirakat, ketika kita ingin memikat orang yang kita cintai, maka ajaklah ia untuk bertemu, tujuh (7) hari sebelum bertemu, kita pantang (dilarang) makan kecuali hanya memakan ketan, dan pantang (dilarang) minum kecuali hanya meminum teh manis dan air putih.

Selama menjalani tirakat, kita diharuskan bangun disepertiga (1/3) malam untuk mendirikan shalat dua raka'at (shalat sunnah hajat), setelah selesai shalat, kita membaca ajian ini sebanyak 3 kali sambil membayangkan wajah seseorang yang kita cintai (yang kita jadikan target).

Berikut bacaan-nya :

Bismillaahirrahmanirrahiim.

'Keleyeb Insun Percis Arjuna Kelor, Turun Maring Suarga, Oleh-Olehe Pusaka Sadalanang Kuasane, Sabetna Gunung Gugur, Sabetna Segara Asat, Sabetna Bumi Bengkah, Sabetna Langit Tengkeb, Sabetna Atina Cabang Bayi-nya (sebutkan nama target-nya, lebih bagus lagi pakai 'Bin' atau 'Binti'-nya), Mangka Welas Mangka Asih, Awaking Ratu Asihan.'

Lebih bagus lagi jika setelah shalat, dibaca sebanyak mungkin sampai kita tertidur dikasur.

Filosofi memakan ketan ialah agar si target kelak ketika usai bertemu dengan kita, akan merasakan efek-nya, yakni ingin selalu lengket (dekat atau nempel) dengan kita.

Sedangkan filosofi meminun teh manis ialah agar si target kelak ketika usai bertemu dengan kita, akan merasakan efek-nya, yakni selalu terbayang hal-hal yang manis dengan kita.

Ajian ini tidak untuk umum, tidak bisa sembarangan diamalkan, jika memang berminat untuk mengamalkan-nya silahkan hubungi ke nomor 089654875725.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

"Pengasihan Bulan Purnama."

Oleh : Muhammad Ghozali Siregar (Pengasuh Majlis Ta'lim Wal Mudzakarah Nahdlatul Muta'allimiin).

Pengasihan ini saya namakan 'Pengasihan Bulan Purnama', dikarenakan pengasihan ini diritualkan (dibacakan) mantra-nya (ajian-nya) ketika malam sedang bulan purnama, yakni ditiga malam disetiap bulan-nya.

Pengasihan ini berfaidah (bermanfaat) untuk mendatangkan kembali dan mendekatkan kembali seseorang yang kita cintai ketika mereka sudah berpaling meninggalkan atau menjauhi kita.

Saya dapatkan pengasihan ini dari salah satu teman kerja saya di PT.Setia Kawan Abadi Nutraceutical yang bernama 'Agung' ketika itu di Ruko Taman Palem, Cengkareng. Ia (Mas Agung) mendapatkan dan diajarkan Ajian pengasihan ini dari Almarhum Ayahanda-nya melalui mimpi-nya.

Berikut bacaan-nya :

'Asihan Aing Si Tunjuk Gentur, Tibah Timur Datang Riak, Tibah Barat Naon Nuririk-Ririk Dijero Manik, Naon Nuherang-Herang Dijero Mata, Topeta Naon Ngarana, Manik Aing Manik Asihan, Nele Angin Sia Cerik, Nele Bulan Sia Kelar, Rumiuk Rumingkang, Rumangeak Balik Dei Atina Si (Sebutkan Nama-nya, lebih bagus jika dengan 'Bin' atau 'Binti'-nya) Ke Awaking.'

Baca sebanyak 3 kali sambil memandang bulan purnama, dan bayangkan bahwa bulan purnama itu adalah wajah si orang yang kita jadikan target atau sasaran.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Senin, 17 Februari 2020

"Dalil Santri Memakaikan Sendal Untuk Sang Guru."

Oleh : Al-Ustadz Nanal Ainal Fauz, Lc (Ketua Yayasan Turats Ulama Nusantara).

Dalam Kitab Fathul Muta'al Fii Madhi An-Ni'al, Al-Imam Ahmad Bin Muhammad Al-Maqqari Attilimsani meriwayatkan suatu hadits dari Al-Imam Ibnu 'Asakir dengan sanad muttashil hingga Sayyidinaa Anas Bin Malik :

أن النبي صلى الله عليه وآله وسلم أراد أن ينتعل، فقال له رجل: دعني أنعلك يا رسول الله، فتركه، فلما فرغ قال: اللهم إنه أراد رضائي فارض عنه.

Terjemah bebas :

Saat Nabi Muhammad SAW hendak memakai sendal, salah satu sahabat berkata, 'Biarkan saya yang memakaikan sendal ini untuk engkau wahai Rasulullah.'

Rasulullah pun membiarkan-nya.

Kemudian ketika selesai, Rasulullah mendoakan sahabat tadi dengan do'a :

اللهم إنه أراد رضائي فارض عنه

Yaa Allah, dia menginginkan ridha ku, maka semoga Engkau juga meridhai-nya.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Kamis, 13 Februari 2020

"Cara Istri Marah Kepada Suami Yang Sesuai Sunnah."

Oleh : K.H.Ma'ruf Khozin (Direktur Aswaja NU Center, Jawa Timur).

Mengaji Kitab Shahih Bukhari di Masjid Manarul Ilmi ITS tadi pagi (15 Januari 2020) sampai pada hadits No.302, diantara isi hadits tersebut bahwa wanita berpengaruh dalam menghilangkan kecerdasan laki-laki.

K.H.Hasyim Muzadi sering dawuh (berbicara) bahwa lelaki yang pandai jika dimarahi oleh istri-nya maka akan hilang kepandaian-nya.

Mengapa istri sampai marah kepada suami padahal tak jarang suami-nya adalah orang terpandang, berpangkat, atau bahkan Kiai??

Ada satu maqalah dalam Kitab Tasawuf Nuzhatul Majalis :

".إذا صدقت المحبة سقط الأدب"

Artinya : "Jika cinta sudah benar-benar terbukti, maka gugurlah etika."

Jika banyak wanita kepada laki-laki tersebut menaruh hormat, setiap lewat didepan-nya pakai 'permisi', dan etika lain-nya, maka hal itu tidak berlaku bagi istri. Karena cinta dari istri sudah tidak diragukan lagi.

Tetapi bagaimanakah marah yang dicontohkan oleh istri Rasulullah SAW?? Berikut penjelasan-nya :

ﻋَﻦْ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬَﺎ، ﻗَﺎﻟَﺖْ: ﻗَﺎﻝَ ﻟِﻲ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: «ﺇِﻧِّﻲ ﻷََﻋْﻠَﻢُ ﺇِﺫَا ﻛُﻨْﺖِ ﻋَﻨِّﻲ ﺭَاﺿِﻴَﺔً، ﻭَﺇِﺫَا ﻛُﻨْﺖِ ﻋَﻠَﻲَّ ﻏَﻀْﺒَﻰ» 

Kata Aisyah RA, bahwa Nabi SAW, berkata kepada-nya : "Aku tahu kapan kau senang kepada ku dan kapan kau marah pada ku."

ﻗَﺎﻟَﺖْ: ﻓَﻘُﻠْﺖُ: ﻣِﻦْ ﺃَﻳْﻦَ ﺗَﻌْﺮِﻑُ ﺫَﻟِﻚَ؟ 

Saya bertanya : "Dari mana engkau tahu??"

ﻓَﻘَﺎﻝَ: " ﺃَﻣَّﺎ ﺇِﺫَا ﻛُﻨْﺖِ ﻋَﻨِّﻲ ﺭَاﺿِﻴَﺔً، ﻓَﺈِﻧَّﻚِ ﺗَﻘُﻮﻟِﻴﻦَ: ﻻَ ﻭﺭﺏ ﻣﺤﻤﺪ، ﻭَﺇِﺫَا ﻛُﻨْﺖِ ﻋَﻠَﻲَّ ﻏَﻀْﺒَﻰ، ﻗُﻠْﺖِ: ﻻَ ﻭَﺭَﺏِّ ﺇِﺑْﺮَاﻫِﻴﻢَ " 

Nabi menjawab : "Jika kau senang pada ku maka kau akan berkata, 'Demi Tuhan-nya Muhammad'. Jika kau marah maka kau berkata : 'Demi Tuhan-nya Ibrahim'.

ﻗَﺎﻟَﺖْ: ﻗُﻠْﺖُ: ﺃَﺟَﻞْ ﻭَاﻟﻠَّﻪِ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠَّﻪِ، ﻣَﺎ ﺃَﻫْﺠُﺮُ ﺇِﻻَّ اﺳْﻤَﻚَ

Saya (Aisyah RA) berkata : "Benar wahai Rasulullah. (Jika saya marah) saya hanya meninggalkan nama mu."

[H.R.Bukhari].

Jadi marah-nya istri yang sesuai Sunnah adalah cukup tidak menyebut nama suami. Jika istri sampai pergi meninggalkan rumah maka marah yang keluar dari Sunnah.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Rabu, 12 Februari 2020

"Do'a Pengasihan Malaikat Jibril AS."

Oleh : Baginda K.H.Rizqi Dzulqarnain Ashmat Albatawi, MA (Mu'assis Yayasan Al-Mu'afah, Jln.Tipar Cakung).

Do'a Pengasihan (mahabbah) untuk menundukkan hati penguasa zhalim, atasan, pemiutang yang jahat, penagih hutang yang keterlaluan, bahkan wanita yang kita cintai.

Al-Imam Addailami menyebutkan, 'Pada suatu kesempatan Nabi Muhammad SAW, bersabda, 'Maukah kau aku ajarkan do'a yang pernah malaikat Jibril AS ajarkan pada ku?? Ketika kau mempunyai hajat pada orang yang sangat pelit, atau penguasa zhalim, atau orang berhutang yang jahat, maka bacalah do'a ini : 

"اللَّهُمَّ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَبِيْرُ وَأَنَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الَّذِيْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِكَ، اللَّهُمَّ سَخِّرْ لِيْ فُلَاناً كَمَا سَخَّرْتَ فِرْعَوْنَ لِمُوْسَى وَلَيِّنْ لِيْ قَلْبَهُ كَمَا لَيَّنْتَ الْحَدِيْدَ لِدَاوُدَ فَإِنَّهُ لَا يَنْطِقُ إِلَّا بِإِذْنِكَ نَاصِيَتُهُ فِيْ قَبْضَتِكَ وَقَلْبُهُ فِيْ يَدِكَ جَلَّ ثَناَءُ وَجْهِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ."

Artinya : "Yaa Allah sungguh Engkau Maha Perkasa, Maha Besar, sedangkan saya hamba Mu yang sangat hina lagi dina yang tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Engkau. Yaa Allah, tundukkanlah (sebut nama-nya) pada ku sebagaimana Kau telah menundukkan Fir'aun pada Musa. Dan luluhkanlah hati-nya untuk ku sebagaimana Kau telah meluluhkan besi untuk Dawud. Karena sungguh dia takkan berbicara kecuali dengan izin Mu, ubun-ubunnya dalam genggaman Mu, dan hati-nya ditangan Mu. Pujian Wajah Mu telah agung, wahai Dzat yang lebih sayang daripada para penyayang."

Adapun sanad yang Muttashil (bersambung) kepada Al-Imam Addailami dan berestafet kepada Rasulullah SAW sebagai berikut :

الفقير غزالي حسن سيراغر المنديلي عن الحاج رزقي ذو القرنين اصمت البتاوي عن العلامة المعمر السيد أحمد بن أبي بكر الحبشي عن الشيخ عمر حمدان المحرسي عن الشيخ احمد بن عبد الرافع الطهطاوي عن الشيخ احمد بن محمد البهى الطنطاوي عن الحافظ مرتضى الزبيدي عن الشيخ خليل المرادي الدمشقي عن الشيخ احمد بن ابراهيم الرسمي الكريدي عن الشيخ احمد بن محمد المنيني عن ابيه عن الحافظ محمد بن علاء الدين البابلي عن الشيخ احمد بن محمد بن محمد ابي العافية الشهير بابن القاضي المغربي عن الشمس محمد بن احمد الرملي والامام القرافي والعلقمي والغيطي جميعهم عن الجلال السيوطي عن الجلال ابن الملقن عن البرهان التنوخي عن سليمان بن حمزة عن الضياء المقدسي عن ابي موسي المديني عن أبي شجاع شيرويه بن شهردار بن شيروية الديلمي قال : أخبرنا أبو منصور العجلي ، أخبرنا أبو طالب العشاري ، أخبرنا الحسين بن عبد الله المقريء المعروف بابن أبي علانة ، حدثنا عيسى بن حامد بن بشر بن عيسى القنبيطي ، حدثنا أحمد بن موسى ، حدثنا أبو الدرداء عبد الله بن عبد السلام ، حدثني القاسم بن كثير ، عن أبي معمر ، عن أنس ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لعمر بن الخطاب : "ألا أعلمك ما علمني جبريل ، إذا كانت لك حاجة إلى بخيل شحيح ، أو إلى سلطان جائر ، أو غريم فاحش تخاف فحشه ، فقل : اللهم إنك أنت العزيز الكبير ، وأنا عبدك الضعيف الذليل ، الذي لا حول ولا قوة له إلا بك ، اللهم سخر لى فلانًا ، كما سخرت فرعون لموسى ، ولين لى قلبه ،كما لينت الحديد لداود ، فإنه لا ينطق إلا بإذنك ، ناصيته في قبضتك ، وقلبه في يدك ، جل ثناء وجهك يا أرحم الراحمين."

[Kitab Ittihaful Amajid Bi Nafa'isil Fawa'id, karangan Al-Qadhi Abu Munyah Assakunji Attijani, Jilid II, Hal.253].

Dibaca sebanyak 3 kali setelah shalat fardhu, atau dibaca setelah shalat Qiyamullail (Tahajjud).

***

Saya (Ghozali) mendapatkan Ijazah dari Baginda K.H.Rizqi Dzulqarnain Ashmat Albatawi, MA, melalui pesan WhatsApp, pada 12 Februari 2020, pukul 20:13 - 23:31 WIB.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Minggu, 09 Februari 2020

"Hukum Suami-Istri Bercerai Karna Beda Manhaj."

Oleh : K.H.Ma'ruf Khozin (Direktur Aswaja NU Center, Jawa Timur).

Saya agak 'geram' dengan persoalan ini. Kalau cuma sekedar tuduhan Syirik, dianggap Bid'ah, penghuni neraka, dan lain-nya sudah biasa keluar masuk ditelinga. Namun tidak sampai merusak hubungan suami-istri.

Kali ini dengan senjata baru bernama 'Manhaj' (tidak semadzhab, beda dalam memahami cara beragama) menyebabkan istri minta cerai kepada suami. Manhaj itu sebenar-nya kelanjutan dari tuduhan Bid'ah diatas.

Saya belum mendapat penjelasan 'ulama bahwa beda Manhaj itu termasuk hal-hal yang memperbolehkan wanita meminta cerai atau gugat cerai kepada suami-nya, seperti (1) Tidak memberi nafkah, (2) Meninggalkan istri dalam waktu lama, (3) Suami memiliki aib dan sebagai-nya.

Karena belum ada penjelasan, maka saya (K.H.Ma'ruf Khozin) khawatir gugatan cerai karena beda Manhaj ini tergolong dalam hadits :

ﻋَﻦْ ﺛَﻮْﺑَﺎﻥَ، ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ: «ﺃَﻳُّﻤَﺎ اﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﺳَﺄَﻟَﺖْ ﺯَﻭْﺟَﻬَﺎ ﻃَﻼَﻗًﺎ ﻣِﻦْ ﻏَﻴْﺮِ ﺑَﺄْﺱٍ ﻓَﺤَﺮَاﻡٌ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺭاﺋﺤﺔ اﻟﺠَﻨَّﺔِ»

Artinya : "Dari Tsauban, bahwa Rasulullah SAW, bersabda : 'Jika ada wanita yang meminta cerai kepada suami-nya tanpa kesalahan, maka haram bagi-nya semerbak harum surga.'"

[H.R.Tirmidzi dan Abu Dawud].

Memisahkan pasangan sah suami dan istri (tanpa sebab yang dibenarkan dalam Islam, beda Manhaj ini tidak ada penjelasan-nya) sebenar-nya adalah tugas makhluk ghaib lain-nya, namun sudah diambil alih oleh manusia :

ﻋَﻦْ ﺟَﺎﺑِﺮٍ، ﻗَﺎﻝَ: ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: " ﺇِﻥَّ ﺇِﺑْﻠِﻴﺲَ ﻳَﻀَﻊُ ﻋَﺮْﺷَﻪُ ﻋَﻠَﻰ اﻟْﻤَﺎءِ، ﺛُﻢَّ ﻳَﺒْﻌَﺚُ ﺳﺮاﻳﺎﻩ، ﻓَﺄَﺩْﻧَﺎﻫُﻢْ ﻣِﻨْﻪُ ﻣَﻨْﺰِﻟَﺔً ﺃَﻋْﻈَﻤُﻬُﻢْ ﻓِﺘْﻨَﺔً، ﻳَﺠِﻲءُ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻢْ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ: ﻓَﻌَﻠْﺖُ ﻛَﺬَا ﻭَﻛَﺬَا، ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ: ﻣَﺎ ﺻَﻨَﻌْﺖَ ﺷَﻴْﺌًﺎ، ﻗَﺎﻝَ ﺛُﻢَّ ﻳَﺠِﻲءُ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻢْ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ: ﻣَﺎ ﺗَﺮَﻛْﺘُﻪُ ﺣَﺘَّﻰ ﻓَﺮَّﻗْﺖُ ﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻭَﺑَﻴْﻦَ اﻣْﺮَﺃَﺗِﻪِ، ﻗَﺎﻝَ: ﻓَﻴُﺪْﻧِﻴﻪِ ﻣِﻨْﻪُ ﻭَﻳَﻘُﻮﻝُ: ﻧِﻌْﻢَ ﺃَﻧْﺖَ "

Artinya : "Dari Jabir, bahwa Rasulullah SAW, bersabda : 'Iblis meletakkan singgasana-nya diatas air. Lalu ia mengutus para pasukan-nya. Semakin dekat jabatan pasukan iblis itu maka semakin besar tugas-nya. Salah satu pasukan itu melapor kepada iblis, 'Saya sudah melakukan ini dan ini.' Iblis berkata, 'Itu tidak ada apa-apanya.' Pasukan yang lain melapor, 'Saya sudah memisahkan antara seorang suami dan istri-nya.' Iblis itu mendekatkan dia dan berkata, 'Bagus kamu.''"

[H.R.Muslim].

•] Wahai Para Istri!!! Jangan pernah meminta cerai atau menggugat cerai suami lantaran suami-nya pengamal Maulid, Tahlilan, Ziarah ke Makam Wali, Pengamal Qunut Shubuh, dll. Karena khawatir sekali tergolong dalam hadits diatas.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

"Cara Rasulullah SAW Memakan Buah Yang Berbiji."

Jika buah atau makanan yang dimakan ada biji-nya, maka biji (yang buah-nya sudah dimakan) dan buah yang belum disentuh jangan diletakkan dalam wadah yang sama. Jangan pula biji yang keluar dari mulut itu dimuntahkan ditelapak tangan, tapi muntahkanlah dipunggung telapak atau punggung jari tangan, lalu buanglah.

Rasulullah SAW ketika makan kurma maka Beliau meletakkan atau memuntahkan biji kurma dipunggung jari tangan Beliau (jari tengah dan telunjuk), lalu membuangnya.

Al-Hakim Attirmidzi, berkata : "Cara Rasulullah SAW yang demikian itu karena seandai-nya biji yang keluar dari mulut itu Beliau ambil atau letakkan ditelapak atau jari tangan bagian dalam, maka kemungkinan tangan Beliau akan basah dengan air ludah yang menempel dibiji. Beliau tidak mau tangan Beliau yang basah karena ludah lalu dipakai mengambil kurma lagi, ini demi menghormati teman makan, dan agar dibuat pelajaran bagi orang setelah-nya. Karena biasanya teman makan akan merasa 'jijik' bahkan 'mual' jika melihat tangan teman-nya yang kotor karena ludah lalu mengambil makanan yang dimakan bersama. Maka Rasulullah SAW pun mengajarkan, punggung jari untuk membuang sisa makanan, dan bagian dalam jari untuk mengambil makanan yang baru."

Dalam hadits lain, terdapat keterangan yang mendukung penjelasan diatas, bahwa sungguh Rasulullah SAW melarang mengumpulkan kurma dan biji-nya (sisa yang sudah dimakan) dalam satu piring.

Lalu Al-Hakim Attirmidzi, berkata : "Dan sungguh Rasulullah SAW pernah disuguhi sepiring kurma, Beliau pun makan beberapa butir, lalu Beliau membuang biji sisa-nya dengan tangan kiri. Lalu datang seekor burung yang menghampiri biji itu dan lalu memakan atau mengambil-nya."

Berkata Mu'allif (penulis) Kitab ini, 'Dengan dalil dan penjelasan diatas, maka makruh hukum-nya menjilati jari tangan bagi orang yang makan jika belum benar-benar selesai makan-nya. Ini Mafhum dari hadits-hadits diatas.'

[Kitab Al-Barakah Fii Fadhlissa'yi wal Harakah, karangan Al-Imam Jamaluddin Muhammad Bin Abdurrahman Bin Umar al-Hubaisyi, Cetakan Darul Minhaj, Hal.385].

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Sabtu, 08 Februari 2020

"Hukum Adzan Dilakukan Selain Waktu Shalat."

Oleh : K.H.Ma'ruf Khozin (Direktur Aswaja Center NU, Jawa Timur).

Adzan tidak hanya untuk memberi tahu waktu shalat. Ada beberapa riwayat hadits yang menunjukkan adzan dilakukan selain waktu shalat :

1. Saat Kerasukan.

... فَإِذَا تَغَوَّلَتْ لَكُمُ الْغِيْلَانُ فَنَادُوْا بِالْأَذَانِ ...

Artinya : "Jika ada yang kerasukan Jin atau Setan maka kumandangkanlah adzan."

Al-Hafidz Assuyuthi menyampaikan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Annasa'i dalam Sunan Al-Kubra (No.10791) dan Abu Ya'la (No.2219). Ditegaskan oleh Al-Hafidz Al-Haitsami (3/213) : "Para perawi-nya adalah perawi hadits shahih."

[Kitab Jami' Al-Ahadits, 14/279].

2. Saat Kesusahan.

عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ : رَآنِي رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَزِيْنًا فَقَالَ : يَا ابْنَ أَبِي طَالِبٍ أَرَاكَ حَزِيْنًا ؟ قُلْتُ هُوَ كَذَلِكَ قَالَ : فَمُرْ بَعْضَ أَهْلِكَ يُؤَذِّنْ فِي أُذُنِكَ فَإِنَّهُ دَوَاءٌ لِلْهَمِّ (رواه الديلمي)

Dari Ali Bin Abi Thalib, ia berkata, 'Nabi melihat ku sedih. Beliau bersabda : "Suruh sebagian keluarga mu adzan ditelinga mu. Sebab itu obat bagi rasa sedih.'"

[H.R.Addailami].

3. Saat Kelahiran.

عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ حِيْنَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلَاةِ (رواه احمد وابو داود والترمذي وقال حسن صحيح)

"Saya melihat Rasulullah meng-adzan-i Hasan Bin Ali saat Fathimah melahirkan, dengan adzan shalat."

[H.R.Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi, ia menilai-nya hasan shahih]. 'Ulama Salafi menilai hadits ini hasan dalam Irwa' Al-Ghalil, 4/400.

Dari beberapa hadits inilah 'ulama Syafi'iyah berijtihad dengan metode Qiyas :

قَدْ يُسَنُّ الْأَذَانُ لِغَيْرِ الصَّلَاةِ كَمَا فِي آذَانِ الْمَوْلُودِ وَالْمَهْمُومِ وَالْمَصْرُوعِ وَالْغَضْبَانِ وَمَنْ سَاءَ خُلُقُهُ مِنْ إنْسَانٍ أَوْ بَهِيمَةٍ وَعِنْدَ مُزْدَحَمِ الْجَيْشِ وَعِنْدَ الْحَرِيقِ قِيلَ وَعِنْدَ إنْزَالِ الْمَيِّتِ لِقَبْرِهِ قِيَاسًا عَلَى أَوَّلِ خُرُوجِهِ لِلدُّنْيَا لَكِنْ رَدَدْته فِي شَرْحِ الْعُبَابِ وَعِنْدَ تَغَوُّلِ الْغِيلَانِ أَيْ تَمَرُّدِ الْجِنِّ لِخَبَرٍ صَحِيحٍ فِيهِ ، وَهُوَ وَالْإِقَامَةُ خَلْفَ الْمُسَافِرِ.

(تحفة المحتاج في شرح المنهاج  - ج 5 / ص 51)

"Terkadang dianjurkan adzan untuk selain shalat, seperti ditelinga bayi yang lahir, orang susah, orang pingsan, orang marah, yang buruk perilaku-nya baik manusia atau hewan, ketika desakan pasukan, ketika tenggelam. Ada yang mengatakan ketika mayit diturunkan ke kubur, diqiyaskan dengan pertama kali lahir didunia, namun saya membantah-nya dalam Kitab Syarah Ubab. Juga ketika kerasukan jin, berdasarkan hadits shahih. Demikian hal-nya adzan dan iqamah dibelakang musafir."

[Kitab Tuhfatul Muhtaj, 5/51].

Sejak kapan ada ijtihad adzan ketika pemakaman?? Mari perhatikan dengan cermat :

الْاِصَابِي (577 - 657 هـ - 1181 - 1258 م) عَلِيًّ بْنُ الْحُسَيْنِ الْاِصَابِي، أَبُوْ الْحَسَنِ: فَقِيْهٌ أُصُوْلِيٌّ، يَمَانِيٌّ. وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ الْاَذَانَ لِمَنْ يُسَدُّ اللَّحْدَ عَلَى الْمَيِّتِ.

"Ali Bin Husain Al-Ishabi (577-657 H atau 1181-1257 M), Abu Hasan, ahli fiqih, ahli ushul fiqih, berkebangsaan Yaman. Dia adalah yang pertama kali menganjurkan adzan terhadap orang yang memasukkan mayit ke liang lahat."

[Al-A'lam, 4/280].

Dari penjelasan Al-Imam Ibnu Hajar Al-Haitami sebenar-nya kita tahu bahwa dalam internal Madzhab Syafi'iyah ada perbedaan pendapat soal adzan ketika pemakaman ini. Bedaznya, dalam madzhab Syafi'iyah diakui sebagai khilafiyah dalam ijtihad, karena memang 'ulama-nya ahli ijtihad semua. Giliran ada golongan anti madzhab dan tidak punya kapasitas ijtihad tiba-tiba mereka mengatakan bahwa adzan ketika pemakaman tidak ada dalam Syari'at Islam. Pahamkan, Akhi-Ukhti?!

Kalau hasil ijtihad dengan metode Qiyas dianggap bukan bagian dari Islam, ya batalkan juga ijtihad tentang zakat profesi karena tidak ada di zaman Nabi, juga jangan berzakat fitrah dengan beras karena diqiyaskan dengan kurma padahal Nabi mengeluarkan zakat fitrah dengan kurma. Dan masalah lain dalam perkembangan ijtihad.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Jumat, 07 Februari 2020

"Dalil Kebolehan Pakai Azimat."

Oleh : Al-Habib Musthofa Bin Idrus Al-Khirid.

Diceritakan bahwa sahabat Nabi yang bernama Ibnu Umar RA pernah menggantungkan Jimat pada anak-anaknya.

Abdullah Bin Umar RA mengajarkan bacaan-bacaan pada anak-anaknya yang baligh. Sedangkan yang belum baligh, ia menulis-nya pada secarik kertas, kemudian digantungkan dileher-nya.

[Kitab Ath-Thibbunnbawi, Hal.167].

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.

Selasa, 04 Februari 2020

"Do'a Qabishah Bin Al-Mukhariq."

Oleh : Al-Habib Muhammad Shulfi Bin Abu Nawar Alaydrus, S.Kom (Pimpinan Majlis Ta'lim Nurussa'adah, Joglo).

دعاء قبيصة بن المخارق إذ قال لرسول الله صلى الله عليه وسلم علمني كلمات ينفعني الله عز وجل بها فقد كبر سني وعجزت عن أشياء كثيرة كنت أعملها فقال صلى الله عليه وسلم أما لدنياك فإذا صليت الغداة فقل ثلاث مرات سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم فإنك إذا قلتهن أمنت من الغم والجذام والبرص والفالج وأما لآخرتك فقل اللهم أهدني من عندك وأفض علي من فضلك وانشر علي من رحمتك وأنزل علي من بركاتك ثم قال صلى الله عليه وسلم أما إنه إذا وافى بهن عبد يوم القيامة لم يدعهن فتح له أربعة أبواب من الجنة يدخل من أيها شاء

Artinya : Do'a Qabishah Bin Al-Mukhariq.

Ketika ia berkata kepada Rasulullah SAW : "Ajarkanlah kepada ku akan kalimat-kalimat yang mana Allah 'Azza Wa Jalla memberi kemanfa'atan kepada ku dengan-nya. Umur ku telah banyak (tua) dan saya lemah dari banyak hal yang dulu saya amalkan."

Maka Rasulullah SAW, bersabda : "Adapun untuk dunia mu maka apabila kamu telah shalat pagi (Shubuh), maka ucapkanlah tiga kali : 

سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم لا حول ولا قوة إلا .''بالله العلي العظيم

Subhaanallaahi Wa Bihamdihi, Subhaanallaahil 'Azhiimi, Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaahil 'Aliyyil 'Azhiimi.'

(Maha Suci Allah dan dengan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah yang Yang Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yangg Maha Tinggi dan Maha Agung).

Apabila kamu mengucapkan-nya maka kamu aman dari sedih, kusta, sopak dan lumpuh (Stroke).

Apabila untuk akhirat mu maka ucapkanlah : 

اللهم أهدني من عندك وأفض علي من فضلك وانشر علي' .'من رحمتك وأنزل علي من بركاتك

Allahummahdinii Min 'Indika, Wa Afidh 'Alayya Min Fadhlika, Wansyur 'Alayya Min Rahmatika, Wa Anzil 'Alayya Min Barakaatika. 

(Wahai Allah, Tunjukilah saya dari sisi Mu, limpahkan kepada saya dari anugrah Mu, sebarkanlah atas saya dari rahmat Mu, dan turunkanlah kepada saya atas berkah Mu)."

Kemudian Beliau SAW, bersabda : "Adapun apabila seorang hamba memenuhi-nya dengan tidak meninggalkan, maka besok pada hari kiamat dibukakan bagi-nya empat pintu Surga, ia masuk dari mana yang dikehendaki-nya."

[H.R.Ibnu Sunni, dari Hadist Ibnu Abbas RA, didalam Kitab Ihya 'Ulumiddin, karangan Al-Imam Muhammad Bin Muhammad Al-Ghazali].

Adapun sanad Muttashil kepada Imam Al-Ghazali Rahimahullah sebagai berikut :

 الفقير غزالي حسن سيراغر المنديلي عن الحبيب محمد سلفى بن أبو نوار العيدروس عن الحاج رزقي ذو القرنين اصمت البتاوي عن العلامة المسند الدكتور يوسف عبد الرحمن المرعشلي البيروتي عن العلامة المعمر محمد بن عبد الرزاق الخطيب الحسيني الدمشقي عن العلامة محمد ابي النصر الخطيب الدمشقي عن الوجيه عبد الرحمن بن محمد الكزبري  عن شيخه أحمد بن عبيد الله العطارعن الإِمَام الجراحي وَهُوَ عَن شَيْخه الشَّمْس مُحَمَّد الكاملي وَهُوَ عَن الْعَلامَة الشَّيْخ مُحَمَّد البطنيني وَهُوَ عَن الشَّمْس مُحَمَّد الميداني وَهُوَ عَن الشَّيْخ أَحْمد الطَّيِّبِيّ الْكَبِير وَهُوَ عَن كَمَال الدّين الْحُسَيْنِي وَهُوَ عَن الْجمال بن جمَاعَة وَهُوَ عَن الْبُرْهَان الشَّامي وَهُوَ عَن ابْن الْعَطَّار وَهُوَ عَن إِمَام الْمَذْهَب أبي زَكَرِيَّا النووي عن الْكَمَال سلار الإربلي وَهُوَ عَن الشَّيْخ مُحَمَّد صَاحب الشَّامِل الصَّغِير وَهُوَ عَن الشَّيْخ عبد الْغفار الْقزْوِينِي صَاحب الْحَاوِي وَهُوَ عَن فريد عصره أبي الْقَاسِم عبد الْكَرِيم الرَّافِعِيّ وَهُوَ عَن الشَّيْخ مُحَمَّد أبي الْفضل وَهُوَ عَن مُحَمَّد بن يحيى وَهُوَ عَن حجَّة الْإِسْلَام الْغَزالِيّ رحمه الله.

NB : Jika ingin dibaca bersama (kami) maka menjadi : 

Allahummahdinaa Min 'Indika, Wa Afidh 'Alainaa Min Fadhlika, Wansyur 'Alainaa Min Rahmatika, Wa Anzil 'Alainaa Min Barakaatika. 

(Wahai Allah, Tunjukilah kami dari sisi Mu, limpahkan kepada kami dari anugrah Mu, sebarkanlah atas kami dari rahmat Mu, dan turunkanlah kepada kami atas berkah Mu).

***

Saya (Ghozali) mendapatkan Ijazah dari Gurunda Al-Habib Muhammad Shulfi Bin Abu Nawar Alaydrus, S.Kom melalui pesan WhatsApp, pada 05 Februari 2020, pukul 07:20 - 07:38 WIB.

Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.