Khoiron, NU Online | Ahad, 13 Januari 2019, 17:00.
Brebes, NU Online.
"Kalau menjawab salam, jawablah dengan kalimat 'Wa'alaikumussalam', jangan 'Wa'alaikumsalam'." Demikian Kiai Subhan Makmun mengajarkan kepada peserta kajian Kitab Tafsir Al-Munir di Masjid Al-Mukarramah, Komplek Islamic Center Brebes, Ahad, 13/01.
Rais Syuriah PBNU ini menyampaikan hal tersebut disela-sela menjelaskan penafsiran Surat An-Nisa ayat 86 yang menuturkan 'Wa Idzaa Huyyitum Bi Tahiyyatin Fa Hayyu Bi Ahsana Minha Aw Rudduha' (Bila kalian diberi penghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau dengan yang sepadan-nya).
Menurut pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyah Luwungragi Brebes ini, orang yang mengucapkan salam kepada kita dengan mengucapkan 'Assalamu'alaikum', kata salam-nya (didalam Bahasa Arab) menggunakan 'Alif Lam Ma'rifat'. Maka, sebagaimana perintah ayat diatas membalas-nya pun harus dengan menggunakan 'Alif Lam Ma'rifat' ahar balasan-nya sepadan.
Dengan demikian maka menjawab salam harus dengan kalimat 'Wa'alaikumussalam', bukan 'Wa'alaikumsalam' dimana kata salam-nya berupa Isim Nakirah, tanpa 'Alif Lam'.
Lalu apa perbedaan makna diantara kedua-nya??
Kiai Subhan menjelaskan bahwa ketika kata salam menggunakan Isim Ma'rifat (dengan ada-nya 'Alif Lam' didepan-nya) maka itu berarti salam (keselamatan) yang disampaikan adalah salam yang berasal dari Allah, bukan salam dari selain-Nya.
Namun bila kata salam ini diucapkan dalam bentuk isim nakirah (tanpa 'Alif Lam' didepan-nya) maka makna salam ini masih umum, tidak tertentu yang berasal dari Allah.
Karena-nya menjawab salam dengan kalimat 'Wa'alaikumsalam' tidak sesuai dengan perintah ayat tersebut, karena membalas secara tidak sepadan dengan salam yang diberikan oleh pengucap-nya.
Lebih lanjut Kiai Subhan mengisahkan bahwa satu ketika pesantren-nya kedatangan Al-Habib Abdullah Bin Salim Alkaff dari Pekalongan. Beliau seorang Alumni Al-Azhar Kairo yang ahli dibidang Tafsir. Mendapat kabar bahwa sang Habib akan hadir dipesantren-nya, Kiai Subhan segera mengingatkan para santri-nya agar kelak ketika sang Habib hadir dan beruluk salam maka dijawab dengan kalimat 'Wa'alaikumussalam', bukan 'Wa'alaikumsalam'.
Namun ternyata yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Saat sang Habib hadir seorang santri yang sebelum-nya tidak ikut mendengar peringatan Sang Kiai berada dibagian paling depan penyambutan. Dan ketika Sang Habib mengucapkan salam, santri ini dengan keras menjawab 'Wa'alakumsalam'.
Mendengar jawaban ini spontan Habib Abdullah menegur-nya bahwa itu adalah jawaban yang salah.
Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar