[1]. Syirik Besar.
Kesyirikan besar dengan berbagai jenis-nya merupakan bentuk kezaliman besar dan penghinaan terhadap Allah Ta'aalaa, sebab ia adalah menyamakan antara derajat Allah dan makhluk-Nya, karena-nya balasan yang setimpal dengan-nya adalah terhapus-nya semua pahala amalan kebaikan, serta tak akan diampuni oleh-Nya bila mati dalam keadaan berbuat syirik dan belum bertaubat dari-Nya.
Sebagaimana didalam Al-Qur'an Suratul An'aam, ayat 88 :
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Seandai-nya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan."
[2]. Murtad (Keluar Dari Agama Islam).
Siapa yang keluar dari islam atau murtad, maka semua pahala amalan yang ia kerjakan sebelum-nya terhapus dan tak bernilai apa-apa dihadapan Allah Ta'aalaa, dan diakhirat ia akan dijerumuskan dalam neraka selama-lamanya.
Sebagaimana didalam Al-Qur'an, Suratul Baqarah, ayat 217 :
وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Siapa orang diantara kalian yang murtad dari agama-nya kemudian mati dalam keadaan kafir maka mereka itulah orang-orang yang terhapus amalan-nya didunia dan akhirat. Dan mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal berada didalam-nya."
[3]. Al-Mann (Mengungkit-Ngungkit Sedekah), Dan Al-Adzaa (Menyakiti Perasaan Penerima).
Tatkala Bersedekah, Maka Pahala Sedekah-nya Terhapus. Mengungkit-ngungkit sedekah dan pemberian yang diserahkan pada sipenerima misal-nya dengan menyatakan bahwa, 'Aku telah memberimu sedekah, maka berbuat baiklah padaku,' adalah suatu dosa dan bisa menghapus pahala amalan sedekah tersebut.
Ini juga sama hal-nya dengan memberikan sedekah tapi dengan cara yang membuat si penerima tersakiti dan terhina, seperti bersedekah dengan penuh sombong, sambil mengejek, ataupun menceritakan perihal sedekah ini pada orang yang membuat si penerima malu dan tersakiti.
Sebagaimana didalam Al-Qur'an, Suratul Baqarah, ayat 264 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُبْطِلُواصَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekah mu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)."
[4]. Akhlak Yang Buruk.
Nabi Muhammad SAW, bersabda :
وَ إنّ سُوءَالخُلُقِ يُفسِدُ العَمَلَ كَماَ يُفسِدُ الخَلُّ العَسَلَ
"Dan sesungguh-nya akhlak tercela merusak amal sholeh sebagaimana cuka merusak madu."
[H.R.Thabrani].
[5]. Hasad (Dengki).
Dengki adalah salah satu penyakit hati. Ciri dengki atau hasad adalah perasaan tidak suka ketika orang lain mendapatkan kebaikan dan berusaha dengan segala cara agar kebaikan tersebut berpindah kepada-nya. Dengki ini bisa menyebabkan semua kebaikan yang dilakukan sia-sia dan tidak mendapat pahala sedikit pun.
Nabi Muhammad SAW, bersabda :
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
"Hati-hatilah (hindarilah) oleh kalian hasad (dengki), karena hasad bisa memakan kebaikan sebagaimana api melalap kayu bakar."
[H.R.Abu Dawud].
[6]. Riya' (Beramal Dalam Perbuatan Agar Dipuji) Dan Sum'ah (Menceritakan Amalan Baik-nya Agar Dipuji).
Riya' atau Sum'ah ini pasti akan menghapus amalan yang dilakukan atau diceritakan dengan tujuan agar dipuji dan disanjung oleh orang yang melihat atau mendengar-nya.
Dalam hadits Qudsi, Allah Ta'aalaa, berfirman :
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
"Aku paling tidak butuh pada sekutu-sekutu, siapa orang yang beramal sebuah amal, kemudian dia menyekutukan Ku didalam-nya, maka Aku tinggalkan dia dan syirik-nya."
[H.R.Muslim].
[7]. Memelihara Anjing Untuk Tujuan Selain Anjing Penjaga Gembalaan, Kebun, Dan Buruan.
Nabi Muhammad SAW, bersabda :
من أمسك كلبا فإنه ينقص كل يوم من عمله قيراط إلا كلب حرث أو ماشية
"Siapa orang memelihara anjing, maka amalan shaleh-nya akan berkurang setiap hari-nya sebesar satu Qirath (satu Qirath adalah sebesar gunung uhud), selain anjing untuk menjaga tanaman atau hewan ternak."
[H.R.Bukhari dan Muslim].
Penulis : Ghozali Hasan Siregar Almandili.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar